Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... freelancer

Penulis Cerpen "Astaga! KKN di Desa Legok" dalam buku KKN Creator (2024). Fokus cerpen dan story telling. Skill business analyst, SMEs, green productivity, and sustainability. Kolaborasi, kontak ke wiryawansisca@gmail.com yang ingin dianalisis laporan keuangan, dll e-mail saja bahan2nya.dah biasa kerja remote. trims bnyk

Selanjutnya

Tutup

Horor

Misteri Caraka, Bab 29, Gangguan Mistis

12 April 2025   17:00 Diperbarui: 12 April 2025   16:18 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

         

          Napas Galuh tercekat. Sesosok makhluk berkulit pucat merangkak tepat di depan ruang tidur Adi Caraka. Galuh memang sudah lama berpisah ruang tidur dengan suaminya.

          Kepala botak itu menengadah dan menatap Bu Caraka dengan sorot mata penuh kebencian. Pupil perak itu serasa menembus relung hati Galuh yang terdalam. Tangan dan kakinya panjang.

          Makhluk mistis itu mengerikan sekaligus mengibakan. Kulitnya yang pucat dihiasi urat-urat saraf hijau yang menganak sungai. Tulang-tulang mencuat tajam hingga punggungnya seperti bergeligi. Saking tuanya kulit tubuh si makhluk halus seperti menempel di kerangka.

          Perlahan makhluk halus itu merayap menuju Galuh yang hanya bisa diam terpaku. Bibir Galuh bergerak-gerak, tapi tidak ada suara yang keluar.  Secepat kilat makhluk gaib itu menerjang Galuh hingga punggung Galuh terhempas ke dinding. Ia pun jatuh terduduk.

          Mata bertemu mata. Hati Galuh mencelos ketika mengenali raut wajah itu. Wajah Adi Caraka, suaminya sendiri! Galuh bisa merasakan hembusan napas sedingin es ketika cakar-cakar makhluk gaib itu meraup wajahnya. Ia hanya bisa pasrah ketika gigi-gigi taring tersebut mendekati lehernya. Ia pun menutup matanya.

          "Ma? Mama di mana?" tanya Rani yang celingukan.

          Galuh bernapas lega. Makhluk menyeramkan itu sudah menghilang.

          "Ngapain gelap-gelapan di lorong?"

          "Tak apa-apa, Ranran," ujar Galuh. Ia tak ingin membuat anak gadisnya khawatir tak keruan. Ia pun mengikuti Rani ke ruang tidur mereka berdua.

          KLIK.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun