Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... freelancer

Penulis Cerpen "Astaga! KKN di Desa Legok" dalam buku KKN Creator (2024). Fokus cerpen dan story telling. Skill business analyst, SMEs, green productivity, and sustainability. Kolaborasi, kontak ke wiryawansisca@gmail.com yang ingin dianalisis laporan keuangan, dll e-mail saja bahan2nya.dah biasa kerja remote. trims bnyk

Selanjutnya

Tutup

Horor

Misteri Caraka, Bab 29, Gangguan Mistis

12 April 2025   17:00 Diperbarui: 12 April 2025   16:18 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebulan kemudian,

          "HUAAA, aku menang undian iphone," jerit Rani. Ia sangat senang dengan teknologi canggih. Tapi merasa iphone terlampau mewah untuk dirinya sehingga ia tak pernah membeli iphone.

          "Berapa harganya, Ranran?" tanya Bu Caraka. Euforia Rani menulari dirinya. Sudah lama Rani tak pernah tersenyum selebar ini.

          "Tiga belas juta Rupiah." 

          "Mahal sekali. Hadiah dari perusahaan apa?"

          "Bahan bangunan, Ma," ujar Rani. Ia pun menggulir layar androidnya. "Diundinya baru kemarin, tanggal 31 Juni."

          Bu Caraka tiba-tiba teringat ucapan Rani yang ganjil mengenai keberadaan makhluk halus di rumah ini yang seharusnya memberikan hadiah penyambutan, yaitu iphone mahal.

          "Ran, apakah tak apa-apa menerima iphone itu? Kau tak takut?"

          Rani terkesiap. "Takut? Memangnya kenapa, Ma? Hadiahnya dari perusahaan yang non fiktif."

          "Aduh, Ranran. Masa kau lupa apa yang kau ucapkan bulan lalu? Kau ini jauh lebih muda dari Mama," omel Bu Caraka tak sabar. Ia pun mengulangi ucapan ganjil Rani, "Jika memang benar ada tuyul di rumah ini, aku pasti sudah menang iphone mahal. Aku kan penghuni baru di rumah ini, sudah selayaknya diberi hadiah penyambutan." Setelah menghela napas, Bu Caraka melanjutkan, "Ingat, tidak?"

          Rani membulatkan mata. "Ah, aku lupa. Kurasa tak ada masalah. Aku hanya main-main saat mengatakannya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun