"Takut apa? Hamil?"
      "Takut dilabrak istrimu."
      "Ah, ia kan tak tahu perbuatan kita."
      Rani mengerutkan kening. Hamid yang polos, sudah berubah. Ia merasa asing dengan diri Hamid yang sekarang. "Takut dosa."
      Hamid terkekeh. "Dosa apa jika dilakukan karena cinta? Kita kan sudah sama-sama dewasa. Masa masih berkelakuan seperti anak kecil?"
      Â
      Rani memberengut. "Pokoknya, aku takut."
      "Ya, sudah. Bertemu kau juga aku sudah senang," ujar Hamid. Ia pun kembali memeluk Rani untuk menenangkan gadis itu.
***
     "Ran, boleh tidak kupinjam uangmu untuk susu anakku?" tanya Hamid.
     "Boleh saja. Tapi kukabari besok ya? Aku nggak pegang uang lebih. Pas-pasan. Aku harus menghitung uang dulu," ujar Rani.