Mohon tunggu...
Siauw Tiong Djin
Siauw Tiong Djin Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pemerhati Politik Indonesia

Siauw Tiong Djin adalah pemerhati politik Indonesia. Ia bermukim di Melbourne, Australia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Partisipasi Tionghoa dalam Politik Indonesia

19 April 2022   16:44 Diperbarui: 28 April 2022   12:22 1233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Paksaan ini membentuk kesempatan unik untuk ketiga aliran politik tersebut di atas terlebur menjadi satu dan bekerja sama. Akan tetapi, semua kegiatan politik resmi terhenti.

Kesempatan untuk berpartisipasi dalam dunia politik timbul kembali ketika Jepang mendirikan organisasi-organisasi Tionghoa di kota-kota besar. Komunitas Tionghoa di mobilisasi untuk mendukung Jepang melalui organisasi yang dinamakan Kakyo Sho Kai (Perkumpulan Perantau Tionghoa).  Dibentuk pula badan-badan para-militer, yang dinamakan Kebotai.

Tokoh-tokoh yang berhasil menghindari penangkapan Jepang kemudian berperan. Di Batavia, tokoh yang memimpin Kakyo Sho Kai adalah Oey Tiang Tjoei. Di Solo, Tony Wen.  Di Bandung Yap Tjwan Bing.  Di Malang Han kang Hoen dan Siauw Giok Tjhan. Siauw Giok Tjhan merangkap pula sebagai pemimpin  Kebotai Malang.

Kebotai  Malang bekerja sama dengan para pemuda yang bergabung dalam kelompok para-militer yang dibentuk Jepang pula, PETA (Pembela Tanah Air).

Ketika Jepang menyadari bahwa ia akan kalah perang dan Perang Dunia ke II akan berakhir, ia mulai menerima tuntutan para pejuang kemerdekaan Indonesia untuk menyiapkan kemerdekaan Indonesia. Dibentuklah Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 29 April 1945. Badan ini terdiri dari para tokoh kemerdekaan Indonesia dan mengikut sertakan empat tokoh Tionghoa, yaitu Oey Tiang Tjoei, Liem Koen Hian, Oei Tjong Houw dan Tan Eng Hoa. 

Dalam siding pertama yang berlangsung dari 29 Mei hingga 1 Juni 1945,  pidato Soekarno pada 1 Juni mengenai Panca Sila dinyatakan sebagai hari kelahiran Panca Sila.


Liem Koen Hian merupakan salah seorang pembicara dalam sidang tersebut - menyuarakan aspirasi para tokoh PTI yang ia temukan beberapa hari sebelumnya di Surabaya, yaitu Tan Ling Djie, Tjoa Sik Ien dan Siauw Giok Tjhan.  Liem Koen Hian menegaskan keinginan golongan yang ia wakili untuk menjadi bagian tidak terpisahkan dari bangsa Indonesia dan harapan tidak adanya penindasan yang bersandar atas chauvinism.

 

 Zaman Revolusi (1945-1949)

 

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, timbul pergolakan yang sangat mempengaruhi keberadaan Tionghoa di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun