Mohon tunggu...
Siauw Tiong Djin
Siauw Tiong Djin Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pemerhati Politik Indonesia

Siauw Tiong Djin adalah pemerhati politik Indonesia. Ia bermukim di Melbourne, Australia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Partisipasi Tionghoa dalam Politik Indonesia

19 April 2022   16:44 Diperbarui: 28 April 2022   12:22 1233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aliran pertama dinamakan aliran Sin Po, harian yang didirikan di Batavia pada 1910. Ia merupakan aliran yang ber-orientasi ke Tiongkok. Mereka mengajak komunitas Tionghoa peranakan untuk menerima Tiongkok sebagai tanah airnya. Memang pada zaman itu berlaku ketentuan bahwa semua Tionghoa yang berada di luar Tiongkok adalah Warga Negara Tiongkok. Tokoh-tokoh utamanya adalah Lauw Giok Lan, Tjoe Bou San, Kwee Kek Beng dan Ang Yan Goan. 

Aliran kedua dibina oleh Chung Hua Hui (Perkumpulan Tionghoa) -- didirikan di Batavia  pada 1928 oleh tokoh-tokoh Tionghoa yang berpendidikan Belanda. Mereka mengajak Komunitas Tionghoa untuk mendukung penguasa Belanda. Tokoh-tokoh utamanya adalah Kan Hok Hoei, Loa Sek Hie, Phoa Liong Gie dan Thio Thiam Tjong.

Aliran ketiga, merupakan aliran terkecil, dipimpin oleh Partai Tionghoa Indonesia (PTI), didirikan di Surabaya pada 1932 dan dipimpin oleh tokoh-tokoh Tionghoa berhaluan kiri.  Mereka mendorong komunitas Tionghoa untuk menerima Indonesia sebagai tanah airnya dan mendukung  gerakan menuju Indonesia merdeka. Tokoh-tokoh utamanya adalah Liem Koen Hian, Tjoa Sik Ien, Tan Ling Djie dan Kwee Thiam Tjing.

Trompet PTI  adalah harian Sin Tit Po yang dipimpin oleh Tan Ling Djie dan harian Matahari yang dipimpin oleh Kwee Hing Tjiat, kemudian diganti oleh Siauw Giok Tjhan.  Mereka memuat banyak berita mengenai gerakan kemerdekaan Indonesia. Banyak penyumbang tulisan di kedua surat kabar ini merupakan pejuang-pejuang kemerdekaan yang diasingkan, seperti Dr. Tjipto Mangunkusumo, Soekarno dan Hatta. Artikel-artikel dalam surat kabar ini dengan sendirinya mendukung gerakan kemerdekaan.

Walaupun Harian Sin Po mengajak komunitas Tionghoa untuk ber-orientasi ke Tiongkok, tetapi harian ini banyak memuat pemberitaan tentang gerakan kemerdekaan Indonesia. Para pejuang kemerdekaan-pun turut menyumbangkan tulisan-tulisannya. Lagu Indonesia Raya, karya WR Supratman, pertama kali disebar luaskan oleh harian Sin Po pada November 1928.

Beberapa pemuda Tionghoa ikut berpartisipasi dalam kongres pemuda pada 1928, yang hari penutupannya, yaitu 28 Oktober 1928, dikenal sebagai hari Sumpah Pemuda. Bahkan tempat kongres yang berlangsung di Batavia  merupakan rumah seorang Tionghoa Bernama Sie Kong Lian.


Pada waktu Gerindo (Gerakan Indonesia) didirikan oleh Amir Sjarifuddin , Moh Yamin dan AK Gani pada 1937, Oey Gee Hwat dan Siauw Giok Than masuk di dalamnya. Gerindo merupakan organisasi yang paling militant dalam mencanangkan perjuangan menuju kemerdekaan.

Banyak pemuda Tionghoa diterima dan dianggap sebagai "bung" oleh para pejuang kemerdekaan Indonesia. Para pedagang Tionghoa turut mendanai kegiatan perjuangan kemerdekaan. Surat-surat kabar Tionghoa turut membantu menyebar luaskan pemberitaan dan semangat gerakan kemerdekaan. Dan Bahasa Tionghoa Melayu yang dipergunakan oleh surat-surat kabar dan buku-buku yang diterbitkan Tionghoa, menjadi dasar dari perkembangan Bahasa Indonesia.

Zaman Pendudukan Jepang (1942-1945)

Setelah Jepang masuk menduduki Indonesia, peta politik Tionghoa mengalami perubahan drastik.  Banyak tokoh-tokoh Sin Po, Chung Hua Hui dan PTI, ditangkap Jepang dan masuk dalam kamp-kamp tahanan. Yang berhasil menghindari penangkapan, bersembunyi dan bertiarap.

Semua sekolah Belanda ditutup. Siswa Tionghoa dipaksa untuk masuk ke sekolah-sekolah berbahasa Tionghoa. Semua surat kabar Tionghoa, kecuali harian Hong Po yang dipimpin oleh Oey Tiang Tjoei di Batavia, ditutup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun