Kalau boleh, tungguin di gerbang belakang ya.
Hah, ternyata tidak ada nama pengirimnya.Â
14:00 Siang
Aku segera mengambil keputusan itu. Agar aku tidak ikut penasaran juga. Aku mencoba memberanikan diri untuk menemui nya dan menunggu di gerbang belakang sekolah.Â
Lima menit kemudian, sebuah motor besar sedang berjalan dari arah tepat setelah gerbang utama. Namun, motor itu berlahan berjalan mengarah dimana aku sedang berdiri. Aku langsung bergegas mengambil seprotan air di saku rok sekolah ku. Jika dia seorang penjahat, aku langsung akan menyemprotkan nya tepat di matanya.Â
Deg! Tepat dengan dugaanku, motor itu berhenti di depanku.Â
Tangannya mengarah ke helm dan membuka nya.Â
"Mau diam disitu aja kamu?"Â
"Eh, hmm??"Â
"Kenapa? Lo takut kalau gue ngelakuin hal yang macem-macem ama lo."
"Bu.. bukan begitu kak. Aku..."