III. Peranan Alumni Timur Tengah
Di akhir 60-an dan awal 70-an ada dua alumnus Univeristas Al-Azhar, Kairo dan Timur Tengah yang amat sentral peranannya di dalam kehidupan keagamaan dan sosial pendidikan di Minangkabau. Meraka adalah Prof. Dr. H. Mahmud Yunus, H. Baharuddin Syarif, MA. Dan mantan Dubes RI di Irak. HMD Dt. Palimo Kayo.
Dua yang pertama berjasa mengembangkan pendidikan tinggi Islam IAIN Imam Bonjol yang ketiga,  berjasa membangun harga diri keberagamaan masyarakat Minangkabau sebagai Ketua MUI pertama di Sumatera Barat (1968), jauh sebelum MUI Pusat tingkat nasional lahir (1975). MUI lokal itu  menjadi benteng umat Islam dalam menghadapi propaganda pihak lain yang dianggap  merusak adat, akidah dan tatanan masyarakat di Minangkabau.
HMD Dt. Palimo Kayo bersama Moh. Natsir dari DDII Pusat amat berjasa di dalam mengembangkan dakwah Islam terutama menghadapi misi agama lain di Sumbar dengan mendirikan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina dan Sekolah Tinggi Akademi Agama dan Bahasa Arab (AKABAH) di Bukittinggi pada 1970-an awal.Â
RS Ibnu Sina kini ada pada beberapa kota dan daerah di Sumbar[4] sedangkan AKABAH akhir-akhir ini tidak ada info yang bisa dilacak. HMD Dt. Palimo Kayo wafat tahun 1985 dan Dr. Mohammad Nastir wafat tahun 1993.
Dewasa ini  (catatan 2004) alumni Timur Tengah yang berasal dari beberapa universitas di Mesir, Marokko, Saudi Arabia, Libya dan Syiria ada sekita 30-an orang. Yang paling dominan adalah dari Mesir,  baik keluaran Universitas Azhar maupun yang lain.
Secara fungsional banyak yang mengabdi di bidang pendidikan dan dakwah. Rektor IAIN-UIN Imam Bonjol Prof. Dr. Maidir Harun (2006-2010), DR. Eka Putra Wirwan, MA (2014-sekatang). Ketua PW Muhammadiyah Sumbar Prof. Dr. Rusydi AM, Lc., M.Ag, (2013-2015). Ketua MUI Sumbar Prof. Dr. Nasrun Harun (2005-2010) dan sekarang Gusrizal Gazahar, Lc., MA, (2015-sekarang), Â agaknya di antara mereka yang berada pada posisi puncak institusi formal dan sosial dewasa ini.
Selain mereka tadi  banyak lagi yang mengajar di beberapa perguruan tinggi, pesantren, madrasah dan aktivis muballig di Sumbar. Sebagian di antara mereka ada yang menjadi pegawai negeri dan sebagian lain tetap swasta.Â
Beberapa di antara mereka ada yang menamatkan sampai S3 di Timur Tengah, tetapi kebanyakan hanya sampai S1 (Lc) dan S2 (MA). Mereka yang tersebut terakhir ini banyak pula yang meneruskan kuliah strata berikutnya di Indonesia sampai jenjang paling tinggi.
Secara individual mereka sangat berperanan di dalam kehidupan sisoal kemasyarakatan, pendidikan, dakwah dan keumatan secara umum. Â Dr. Eka Putra Warman, MA, Rektor UIN IB sekarang adalah Ketua Yayasan HIMAKA, konon selalu mengadakan komunikasi dan konslolidasi sesama alumni tadi.