Ketika mereka berjalan, tas Yusli kelihatan berkilauan begitu menonjol diantara tas-tas usang yang disandang Suherli dan Fitri.Â
Beberapa minggu kemudian, ketika Bapak selesai makan siang di hari Sabtu, Rehulina berjalan mendekati Bapak.
'Pak, nanti kalau aku ulang tahun, belikan aku tas sekolah baru ya pak. Tas warna merah muda, ada gambar mickey mousenya ya pak' ucapnya pelan.Â
'Tas mu rupanya rusak?' tanya Bapak.
'Sudah mulai sih' jawabnya pelan.Â
'Di jahit saja, sebentar lagi kan kenaikan kelas, disitu saja dibeli tas yang baru ya' jawab Bapak sambil pergi menuju motornya.Â
Dan ketika hari itu datang, hari dimana Rehulina berulang tahun yang ke sepuluh tahun. Mereka sekeluarga makan siang bersama, lebih tepat disebut makan agak sore karena  ibu biasanya akan lama didapur memasak makanan ritual setiap ulang tahun yang ada di keluarga mereka. Ibu akan memasak ayam kampung tetangga di gulai, sop dan mie goreng. Menu yang sama setiap perayaan ulang tahun anak-anaknya.Â
Bapak dan Ibu jarang memberikan kado, ritual makan siang hanya itu saja yang mereka lakukan.Â
Bapak akan membawa doa, puji syukur kepada Tuhan dan diakhiri dengan permohonan pengampunan dosa.
Rehulina tidak suka bagian doa itu, dia akan mengeryitkan dahinya setiap kali Bapak memohon pengampunan dosa di setiap doa-doanya.Â
Menurutnya Bapak dan Ibu adalah orang baik-baik, dia juga anak baik dan adiknya adalah orang  baik-baik. Tidak perlu minta ampun.