Mohon tunggu...
Septian Dhaniar Rahman
Septian Dhaniar Rahman Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah dan Komikus

Saya lulusan Sastra Inggris dan telah menerjemahkan beberapa buku non fiksi. Selain itu, saya juga telah menerbitkan beberapa novel dan komik detektif. Kunjungi website saya juga di http://septiancomics.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Hantu Hutan (Bagian 2)

14 Januari 2022   09:02 Diperbarui: 14 Januari 2022   09:07 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

DUA

Hotel Micronium dengan warna khasnya yaitu oranye dan biru, malam itu tampak gagah menjulang ke langit. Hujan rintik-rintik turun saat aku yang memakai kaos lengan panjang warna merah marun polos dan celana jins hitam, serta istriku dengan kaos hitam lengan pendek bergambar logo grup musik The Rolling Stones warna merah dan celana jins biru berjalan di jembatan penyeberangan yang sepi. 

Sesampainya di depan pintu masuk hotel tepat pukul sembilan kurang seperempat, kami sudah mencuci tangan dengan sabun, melakukan pengecekan suhu, serta dengan aplikasi heboh warna biru memastikan diri kami berstatus ijo royo-royo, lanjut memasuki hotel dengan hawa dinginnya yang maksimal. 

Tentu saja kami berdua memakai masker skrineer ganda, masker sekali pakai langsung buang, dan ini sungguh berbeda dengan masker kain yang setelah pemakaian bisa kami cuci, lalu kami pakai lagi. Pandemi ini memang semprul. Catat itu.

"Ada yang bisa kami bantu, Bapak?" tanya resepsionis yang masih muda dan sangat tampan, mirip sekali dengan Alain Delon. Aku bilang mirip dengan Alain Delon karena sang resepsionis ini memang tidak memakai masker, sungguh luar biasa di tengah pandemi begini. 

Aku yakin itu pasti karena level 2 di Jakarta ini. Level 2 apa saudara-saudariku sekalian yang terhormat? Pembatasan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat alias PPKM. Jangan tertawa.

Istriku yang kecantikannya melebihi Marisa Mell segera mendominasi situasi sebelum aku mengucapkan sebuah kata. "Kok tidak pakai masker, Mas?"

Resepsionis itu tersenyum. "Saya sudah dua kali vaksin, Ibu."

"Mas, saya dan suami juga sudah dua kali vaksin lho, tapi kami tetap memakai masker. Sekarang saya tanya lagi. Kenapa Mas Resepsionis Alain Delon ini tidak memakai masker?"

"Maaf, Bu. Saya lebih suka Belmondo daripada Delon."

Istriku menoleh padaku dengan mata melotot, memberi isyarat kepadaku untuk mengambil alih percakapan. "Maafkan istriku, Mas. Ini kami mau check in, tapi sebelumnya kami mau meminta kepastian dulu apakah teman kami sudah check in sebelumnya."

"Bapak dan Ibu mau menginap sekarang, tapi lebih dulu ingin memastikan apakah teman Bapak dan Ibu menginap di sini?"

"Mas Jean-Paul pintar ini." kataku memuji.

Resepsionis itu mengangguk sambil tersenyum kepadaku. "Nama saya itu, Pak."

"Pantas tidak mau saya panggil Alain Delon, Mas." istriku nimbrung dengan nada suara menggemaskan. "Bisa berbahasa Prancis, Mas?"

Jean-Paul mengangguk mantap. "Oral dan Tulisan."

"Lulusan Sastra Prancis UI, Mas?" tanyaku menebak.

"UGM, Bapak."

"Le Magnifique!" balasku tegas, terus mengajak Jean-Paul berbicara, kali ini dalam Bahasa Prancis karena aku sangat menguasai Bahasa Prancis seperti Jean-Paul, apalagi almarhumah ibuku asli orang Prancis. Istriku merangkulku dengan bahagia. Sebenarnya istriku juga bisa berbahasa Prancis tapi tidak sehebat diriku ini tentunya.

Menurut penuturan Jean-Paul, Om Kaftan sudah satu bulan menginap di sini, tepatnya di kamar Super VIP. Aku meminta Jean-Paul untuk memesankan kamar serupa yang tidak jauh dari kamar Om Kaftan. Tanpa banyak cingcong, Jean-Paul langsung bertindak cepat melakukan proses itu dan segera meminta rekannya untuk mengantarkan kami ke kamar langsung.

"MERCI!" teriak kami berdua pada Jean-Paul yang langsung mengacungkan dua jempol kepadaku sambil berteriak penuh semangat. "ALLEZ LES BLEUS!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun