Mohon tunggu...
Nurul Fauziah
Nurul Fauziah Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai tulis-menulis

Alumni Ilmu Sejarah FIB UI. Mencintai Literasi dan Musik. Menggemari Film dan Anime. Menulis untuk Bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | "Dilema"

13 Oktober 2021   21:30 Diperbarui: 13 Oktober 2021   22:52 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dilema | Source : Dziana Hasanbekava via Pexels

Berdesir angin mengetuk pintu.
Saat nama terucap tanpa tunggu.
Bak Opera, labirin akalku memutar waktu.
Mendendang kalbu, menahan napasku.

Dan langit mendadak keruh, bergemuruh. Seolah mengasihaniku, menyabik rindu.

"Hai." sapamu, kaku.
Sekian purnama berlalu tanpa titik temu.
Aku terdiam, membeku.
Memandangmu, tanpa koma dalam pilu.

Dan hujan turun. Seolah mendengar getar di hatiku. Membuka kembali frasa yang telah tutup buku.

Merisak serpihan aksara dalam ingatan.
Tentang keluh dan tangis di penantian.
Tentang jejak yang pergi tanpa pamitan.
Kehilangan.

Kau mengusap kepala, gugup. Matamu hilir mudik menghindari pandangku, meragu. Menggigit bibir, takut. Mendesak?

Mendadak, sebaris iba menggugah rasa.
Padahal luka jelas masih menganga.
Setetes nila merusak susu sebelanga.
Tapi, aneh. Dilema menggema di ruang hampa.

Aku tahu, kau terpaksa.

Aku mendesah. Menggerutu resah.
Jelas hati ingin mengaum, marah-marah.
Namun tampangmu membuatku merasa bersalah.
Dilema. Hati pun mengabaikan akalku nan gelisah.

"Ada apa?"

[Solok, 13 Oktober 2021]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun