Bayar Hutang Lewat Jalur Langit
Dalam hidup, hutang bukan sekadar angka di atas kertas. Ia bisa menjadi beban batin, penghalang ibadah, bahkan penghambat kematian yang tenang. Tapi Islam membuka jalur langit---jalan ruhani yang ditempuh oleh para sahabat Nabi , bukan hanya untuk melunasi hutang, tapi untuk menjaga kehormatan dan meraih ridha Allah.
Awal Jalur: Doa dan Shalat Malam
Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menulis bahwa malam adalah waktu paling rahasia antara hamba dan Tuhan. Maka, langkah pertama adalah shalat tahajud dan hajat. Rasulullah bersabda:
"Tuhan kita turun ke langit dunia setiap malam... seraya berkata: Siapa yang berdoa kepada-Ku, maka Aku kabulkan..." Â (HR. Bukhari-Muslim)
Kisah Abu Umamah al-Bahili
Suatu hari, Rasulullah melihat Abu Umamah duduk murung di masjid. Ia berkata, "Saya sedang gundah karena hutang." Rasulullah lalu mengajarkan doa berikut:
"Allahumma inni a'udzu bika minal hammi wal hazan... min ghalabatid-dain wa qahrir-rijal." (HR. Abu Dawud)
Abu Umamah mengamalkan doa ini setiap pagi dan sore. Tak lama, Allah menghilangkan kesedihannya dan melunasi hutangnya.
Amalan Langit yang Menggetarkan
Pertama, Istighfar 100x setiap pagi Â
 QS. Nuh: 10--12 menyebut istighfar sebagai pembuka rezeki dan pelunas hutang.
Kedua, Sedekah Subuh Â
"Setiap pagi ada dua malaikat yang berdoa: Ya Allah, berikan ganti bagi yang bersedekah." Â
 (HR. Bukhari)
Ketiga, Doa Pelunas Hutang Â
 "Allahumma ikfini bihalalika 'an haramika, wa aghnini bifadhlika 'amman siwaka." Â
 (HR. Tirmidzi)
Keempat, Sholawat Nariyah atau Fatih Â
 Dibaca 11x atau 100x setiap hari sebagai magnet rahmat dan rezeki.
Kelima, Surat Ali Imran 26--27 Â
 Diajarkan langsung oleh Nabi kepada Mu'adz bin Jabal saat ia bersembunyi karena ditagih utang oleh seorang Yahudi bernama Yohana.
Kisah Zubair bin Awwam
Menjelang wafat, Zubair berkata kepada putranya: Â
"Jika kamu tidak mampu melunasi utangku, mintalah pertolongan dari Tuhanku."
Utangnya dua juta dirham. Tapi Abdullah bin Zubair berhasil melunasinya dengan penuh amanah dan keyakinan.
Kisah Abu Qatadah: Membayar Utang Orang Lain
Ketika seorang Muslim wafat dan masih berutang dua dinar, Rasulullah enggan menyalatinya. Abu Qatadah berkata, "Saya yang akan menanggung utangnya." Setelah ia melunasi, Rasulullah bersabda:
"Sekarang barulah kulitnya dingin dari api neraka." Â (HR. Ahmad)
Hutang bukan hanya urusan dunia. Ia bisa menjadi penghalang akhirat. Rasulullah bersabda:
"Jiwa seorang mukmin tergantung karena hutangnya, sampai hutangnya dilunasi." (HR. Tirmidzi)
Maka, jangan tunda. Lunasi dengan ikhtiar dan doa. Jika belum mampu, jangan putus asa. Jalur langit selalu terbuka. Dan jika engkau punya kelebihan, bantu saudaramu melunasi hutangnya karena bisa jadi itulah jalanmu menuju surga.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI