Mohon tunggu...
Alamsyah
Alamsyah Mohon Tunggu... Jurnalis & Content Writer

Lisan Terbang, Tulisan Menetap

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Lawoe Kedai Kopi Ciledug Hadirkan Konsep yang Otentik

23 Oktober 2023   08:43 Diperbarui: 23 Oktober 2023   09:04 1082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Saya dan Mas Arief memang suka sama yang vintage seperti motor, lagu dan gaya-gaya zaman dulu, senang ya. Terus kita tercetus untuk bikin coffee shop yang di luar nalar orang-orang Ciledug. Yang beda gitu ya. Kita mau ngambil yang vibenya beda, kayak di rumah nenek, tahun 70, 80-an. Terus, tembok-temboknya gak ada yang pakai semen, pakai bilik. Ibaratnya di luar Ciledug gitu. Orang taunya kesini tuh kayak bukan di Ciledug. Ada Bali, ada Yogyakarta juga. Intinya etnik, vintage gitu." kata Andik, salah satu pemilik Lawoe Kedai Kopi.

Pengunjung juga dapat ngobrol santai membahas pekerjaan/Foto: Lawoe Kedai Kopi
Pengunjung juga dapat ngobrol santai membahas pekerjaan/Foto: Lawoe Kedai Kopi


Andik dan Arief memang tak main-main dalam mempertegas konsep Lawoe Kedai Kopi yang etnik dan vintage.

Misalnya untuk memperkuat unsur vintage, Andik sengaja memboyong daun jendela milik neneknya yang telah berumur 150 tahun, untuk dipajang di panggung musik live.

"Jendela yang di panggung itu punya embah gak kepake saya bawa. Umur jendela itu sudah 150 tahun." ungkap Andik.

Daun jendela di panggung live musik berumur 150 tahun/Foto: Lawoe Kedai Kopi
Daun jendela di panggung live musik berumur 150 tahun/Foto: Lawoe Kedai Kopi


Selain daun jendela yang berumur 150 tahun, di Lawoe Kedai Kopi juga dipakai meja dan kursi yang terbuat dari barang-barang bekas peninggalan masa lalu. Bahkan beberapa kursi hajatan ada yang bekas dipakai di salah satu kecamatan di Madiun, Jawa Timur.

"Bangku biru besi itu dari Madiun. Bangkunya ada tulisan Namb Lor yang merupakan nama kecamatan di Madiun.  Meja juga bikinnya berbeda dan pembeliannya juga berbeda. Kaki-kakinya pakai bekas mesin jahit dan atasnya pakai jendela lawas. Jendela-jendela bekas itu dibeli di Tegal dan mesin jahit belas dibeli di Bandung." lanjut pria penggemar lagu-lagu Band The Beatles itu.

Kursi-kursi diperoleh dari sebuah kecamatan di Madiun/Foto: Lawoe Kedai Kopi
Kursi-kursi diperoleh dari sebuah kecamatan di Madiun/Foto: Lawoe Kedai Kopi


Pada bagian kamar mandi, Lawoe Kedai Kopi kata Andik juga mengusung tema vintage dan etnik.

"Kamar mandinya juga kayak di rumah nenek. Konsep ini kita namakan etnik vintage." beber Andik lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun