Belum sempat menjawab, tukang bakso itu langsung beranjak meninggalkan Aslam dan menghampiri ibu-ibu yang berteriak tadi.
      Aslam melanjutkan perjalanannya sambil menghisap rokoknya. Menelusuri pinggir jalan raya yang tak padat kendaraan. Hari semakin siang, panas semakin kejam menghakimi ubun-ubun. Merogoh kantong celananya membuat ia tersadar duitnya masih utuh. Ia lupa membayar bakso kepada bapak penjual yang ia kasihani. Ia pun merasa bersalah telah memakan habis bakso. Setelah dipikir-pikir ia sedikit heran mengapa tukang bakso itu pergi begitu saja, padahal mangkok baksonya belum diambil. Ia berniat saat pulang nanti melalui pos tempatnya membeli bakso.
      Sudah petang ia menyusuri jalan-mencari ruko-ruko yang membuka lowongan pekerjaan. Keputusannya untuk pulang sudah bulat. Ia pun jalan pulang melalui jalan yang sama, sesaat ia sampa depan pos ia duduk dan meliha-lihat mencari bekas mangkoknya yang ia taruh di pojok petakan pos ronda itu. Matanya mencari-cari sekeliling namun tak ia temukan mangkok itu. Ia mencoba melihat kearah sudut-sudut jalan. "bener nih, pasti tadi tukang baksonya balik lagi untuk ngambil mangkoknya dan nagih uang bakso yang saya makan" gumamnya dalam hati. Perasaan bersalahnya semakin menghampiri batinnya. Ia yang tadinya ingin membantu bapak tua penjual bakso, malah jadi pembeli yang tidak bayar malah kabur.
Berjalan pulang dan ketika sampai di rumah iya beranjak membersihkan tubuhnya lalu rebahan sambil mendengarkan siaran radio. Anjuran pemerintah untuk menurunkan harga beras ternyata tidak berangsur merata. Bunyi berita yang terdengar. Cepat-cepat ia ganti siaran yang lain. Berharap menemukan musik yang cocok dari siaran radio tersebut. Alangkah senang hatiku bila ku dekat denganmu. Lagu Koesplus diperdengarkan di salah satu siaran radio. Teringat, Ia pernah mendengar kabar tentang ayahnya yang sangat menyukai grup band Koesplus. Aslam mengikuti perlahan lagu tersebut dan terbawa suasana yang menghilangkan rasa jenuhnya. Perlahan ia menggoyangkan kakinya. Beranjak duduk menggerakan tangannya membuka ketiaknya
Kuingin tamasya bersama
Jauh, jauh, jauh
Melihat pemandangan alam
Indah, indah, indah
Alangkah senang hatiku (sya-la-la-la-la)
Bila ku dekat denganmu (sya-la-la-la-la)
Alangkah senang hatiku (sya-la-la-la-la)