Mohon tunggu...
Saepul Alam
Saepul Alam Mohon Tunggu... Penulis

Geopolitics, Democracy, Activism, Politics, Law, and Social Culture.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Perang Hibrida China vs Taiwan: Strategi Tanpa Batas

12 Oktober 2025   20:20 Diperbarui: 12 Oktober 2025   20:27 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ilustrasi China vs Taiwan (Sumber Gambar: iStock/bymuratdeniz)

Hubungan antara China dan Taiwan kini berada di salah satu titik paling tegang dalam sejarah modern Asia Timur. Meski belum pecah menjadi perang terbuka, keduanya sudah terlibat dalam konflik yang lebih halus, kompleks, dan berlapis: perang hibrida.

Bentuk perang ini tidak lagi mengandalkan peluru atau tank semata, melainkan strategi yang menggabungkan kekuatan militer, siber, diplomasi, informasi, dan ekonomi untuk menundukkan lawan tanpa harus menembakkan peluru pertama.

Apa Itu Perang Hibrida?

Perang hibrida adalah strategi yang memadukan metode perang konvensional dan non-konvensional, termasuk propaganda, siber, disinformasi, dan tekanan ekonomi. Tujuannya bukan hanya mengalahkan musuh secara militer, tetapi juga menguasai persepsi publik, menggoyahkan stabilitas internal, dan melemahkan kepercayaan terhadap pemerintah.

Dalam konteks China dan Taiwan, medan tempurnya tidak hanya di Selat Taiwan, tetapi juga di dunia maya, media sosial, lembaga internasional, bahkan di pikiran masyarakatnya sendiri.

Dimensi Politik: Upaya Delegitimasi Taiwan

China menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, sedangkan Taiwan menegaskan identitasnya sebagai negara berdaulat dengan sistem demokrasi. Dalam kacamata Beijing, status ini adalah luka sejarah yang harus disembuhkan.

Namun, daripada langsung melancarkan invasi, China menggunakan strategi politik global. Beijing menekan negara-negara agar tidak mengakui Taiwan, menarik dukungan diplomatiknya, dan bahkan memengaruhi lembaga-lembaga internasional agar mengecualikan Taiwan dari partisipasi resmi.

Inilah esensi perang hibrida: menang tanpa bertempur, dengan membangun isolasi politik yang perlahan melemahkan posisi Taiwan di mata dunia.

Serangan Siber dan Disinformasi: Medan Tempur Tak Terlihat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun