Mohon tunggu...
sabirin
sabirin Mohon Tunggu... -

IG/BLOG : Sabirinsaiga/sabirinsaiga19.blogspot.com "Pengetahuan hanya akan seperti segelas susu jika tidak disebarkan, tapi akan menjadi seluas lautan jika kita berbagi."

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Jomblo Dunia Akhirat

7 Februari 2016   06:33 Diperbarui: 7 Februari 2016   08:58 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Cerita ini bermula dari keprihatinan gue dengan seekor kucing gagah, berperawakan tampang, berkumis tipis, dan bersuara meeoong yang manis kucing itu adalah peliharaan tetangganya tetangga gue, dan tetangga gue itu punya tetangga lagi, nah tetangga di sebelah rumahnya itu lah yang melihara kucing yang gue maksud. Sebenarnya gue gak terlalu akrab sama tu kucing, soalnya kita beda pergaulan. Gue anak alay, dan setahu gue kucing itu bukan kucing yang alay. Tu kucing gak suka buang-buang waktu, kalau jalan-jalan sore aja dia pake baju koko, katanya mau sekalian ke mesjid. Nah lho ini kucing atau anak-anak mau pegi ngaji ya?.

Dulu sebenarnya tu kucing pernah dekat dengan kucing peliharaan gue, tapi karena mereka beda keyakinan, sejak hari itu gue gak pernah liat lagi tu kucing main ke rumah gue. Sekarang kucing gue udah punya pacar, dan gue sempet gak terima sama pacar barunya itu. Anaknya gak sopan, suka nyelonong aja, bahkan suka nyuri’in lauk gue. Tapi suatu ketika semuanya berubah, ketika pacar kucing gue itu ngebawa tikus kerumah gue, besoknya lagi bawa ikan asin, dua hari kemudian tu kucing datang lagi dan ngebawa duit. Katanya buat ngelamar kucing gue. ;-)

Kata buku yang pernah gue baca, kalau seekor kucing suka bawa apa-apa ke rumah kita, tu kucing artinya udah nganggap kita bagian dari hidup dia. Nah kemarin malam, pacarnya kakak gue juga bawa’in martabak pas mau ngajak kakak gue malam mingguan, saat itu gue berpikir jangan-jangan pacarnya kakak gue itu kucing. Hehe.

Ok, kembali lagi pada kucing tetangga gue itu. Gue tahu dia pasti merana, bayangkan dengan ketampanan yang dimilikinya, tetap saja tak bisa membuat kucing-kucing betina terlena. Gue Cuma takut tu kucing jadi frustasi, lalu jadi penyuka sesama jenis. Hal itu kan di larang agama, gue gak mau kalau sampai tu kucing, melakukan hal-hal yang dilarang agama.

Beberapa waktu gue pernah nyoblangin tu kucing dengan beberapa kucing betina yang masih belia, lagi-lagi tu kucing di tinggal pergi. Gue coblangin lagi dengan kucing yang dewasa, tu kucing tetap aja ditinggalin. Gue coblangin lagi dengan kucing yang udah berumur, namanya lena, gue nemu di tepi jalan, wajahnya gersang, penuh kasian. Langsung aja tu kucing gue masukin dalam karung. Sayang, kisah lena dan kucing tetangga gue itu berakhir tragis, Lena wafat, beberapa detik setelah bertemu dengan kucing tetangga gue itu.

Sejak saat itu kucing tetangga gue itu kian murung. Kerjanya hanya dirumah, gak mau lagi jalan-jalan sore, apa lagi jalan-jalan malam, katanya gelap, jadi dia takut. Gue pun akhirnya mendengar cerita dari tetangga gue, katanya sekarang kucingnya mulai bertindak aneh, suka marah-marah, mulai gak mau makan, kerjanya di dalam kamar aja, nangis, ngabisin banyak tisu.

Udah kaya’ gue aja, waktu di putusin pacar.

Gue paham betul penderitaan tu kucing. Bayangkan di seumur hidupnya, tak sekali pun berhasil menuntaskan hormon kejantanannya, sementara di luar sana kucing-kucing lain bisa bebas leluasa. Hehe.

Sebagai anak SMA yang cerdas, dan yang memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, Gue terus mencoba menyelamatkan tu kucing dari kefakiran asmara. Beberapa cara gue coba, tetep aja gagal. Sekali waktu dengan niat untuk menolong tu kucing sengaja gue mampir di toko farfum, niat gue mau ngebeli’in tu kucing farfum, siapa tahu aja, setelah pake farfum tu kucing jadi banyak yang suka.

Sorenya gue langsung kerumah tetangga gue itu. Gue temuiin tu kucing, dan kami bicara empat mata. Tu kucing,ngangguk, tanda ia mengerti dengan yang gue bicarakan, sayangnya gue aja gak ngerti sama sekali dengan yang gue bicara’in.

Akhirnya kami pun sepakat. Sore itu juga, gue ngajak tu kucing jalan-jalan. Trus gue semprotin farfum yang baru gue beli di sekujur badannya. Tu kucing mulai kembali PD, gue yakin banget kalau hari ini, tu kucing bakal bebas dari gelar sebagai jomblo tingkat nasional. Gue PD abis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun