Gaya Hidup minimalis adalah tema yang menarik yang diusung Kompasiana. Apa itu gaya hidup minimalis? Apakah hidup yang serba sedikit, dengan anggaran yang dicukup-cukupkan? Atau hidup yang irit supaya mempunyai cadangan yang lebih? Atau hidup sederhana walaupun berpunya?
Gaya Hidup minimalis adalah sebuah pilihan gaya hidup. Seseorang mempunyai karakter yang bersifat personalitas. Artinya pilihan hidup seseorang sangat dipengaruhi oleh karakter yang ia bangun dari kebiasaan.
Gaya hidup minimalis, secara pribadi kami memaknainya dengan gaya hidup sederhana. Sederhana bukan berarti pelit, bukan juga irit, namun memenuhi kebutuhan hidupnya sesuai dengan yang dibutuhkan.
Gaya hidup perlu ditanamkan sejak dini dalam keluarga, baik dalam hal pakaian, selera makan, juga gaya plesiran atau jalan-jalan.
Hal ini penting dilakukan supaya anggota keluarga memahami pentingnya menahan hawa nafsu yang ingin lebih dari orang lain. Maka gaya hidup minimalis adalah jawabannya. Seperti ilustrasi di bawah ini.
Pak Ahmad seorang PNS. Dia menduduki jabatan kepala kantor pada sebuah instansi pemerintahan yang hanya berjarak 4 Km dari rumahnya.
Sebagai seorang kepala dia layak pergi ke kantor mengendarai mobil yang terparkir di rumahnya. Mobil Innova hitam bisa saja dia pakai saat berangkat ke kantor. Namun Pak Ahmad memilih menggunakan kendaraan roda dua, Honda Vario miliknya.
Sebenarnya banyak anak buahnya yang suka nggojlok, "Mengapa Bapak tidak mau memakai mobil?"
Pak Ahmad menjawab dengan sederhana, "Saya hawatir orang akan canggung dengan saya karena saya menggunakan mobil, jika pakai motor, saya bisa menyapa tetangga dengan jelas," demikian cerita Pak Ahmad, dengan gaya hidup sederhananya.
Berikut percakapan di kantor dinas. Mbak Atika adalah seorang PNS yang baru saja diangkat. sebelumnya dia bekerja di sebuh pelayanan kesehatan. Tas yang ia bawa ke kantor setiap hari berbeda dengan yang lain. Sederhana, dan jauh dari branded seperti yang dimiliki teman-temannya.
Saat apel, tas di taruh di emper kantor, tiba-tiba teman seniornya menyampaikan, "Mbak, wong sudah PNS, tasnya mbok ya ganti yang baru." Mbak Atika hanya tersenyum, dan mengatakan, "Gih, Bu."
Dua tokoh dalam ilustrasi di atas menunjukkan bahwa keduanya menerapkan hidup sederhana. Baginya selama kebutuhannya telah terpenuhi dan nyaman memakainya maka tidak penting sebuah style.
Tanggapan anak buah Pak Ahmad dan senior Mbak Atika adalah sebuah kondisi yang tampak tidak biasa dilakukan orang-orang zaman sekarang.
Kita tahu kepala kantor biasanya mengendarai mobil saat ke kantor, demikian juga anak muda biasanya akan memakai furtinur yang branded sesuai zamannya.
Nah, ketika menjumpai seorang seperti Pak Ahmad, maka mereka menganggap hal itu tidak wajar saja. Sebaliknya, Pak Ahmad mempunyai prinsip hidup sederhana, santai dan nyaman tanpa beban.
Demikian juga sosok mbak Atika, dia sosok sederhana yang menilai barang-barang furtinur yang ia butuhkan yang penting dapat dimanfaatkan, tidak perlu mencari barang branded yang lagi marak diminati kebanyakan orang.
Hidup sederhana memang tidak mudah diterapkan bagi orang yang berpunya, barang-barang bermerk menjadi buruhan karena gaya dan stylenya berkelas.
Memang, sebaiknya seseorang menerapkan hidup yang tidak berlebihan, juga tidak terlalu irit. Sesuai dengan yang termaktub dalam Alquran surat Al Furqon ayat 67 yang artinya:
"Dan orang-orang yang baik adalah apabila menyalurkan (hartanya), maka ia tidak berlebihan dan tidak terlalu pelit. Dan adalah (pembelajaran itu) di antara kedua itulah yang baik."
Dari ayat di atas kita dianjurkan untuk tidak berlebihan dalam membelanjakan harta, sehingga dikatakan boros, atau sebaliknya juga tidak boleh terlalu irit sehingga dikatakan pelit. Maka sebaiknya yang tengah-tengah saja atau diantara keduanya adalah hal yang baik.
Untuk itu penting bagi kita menerapkan hidup minimalis atau hidup sederhana dalam keluarga, kita tanamkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan disesuaikan sejauh mana kemanfaatannya. Tidak serta merta membeli barang-barang mewah namun kemanfaatannya kurang maksimal, atau bahkan setelah dibeli tidak pernah digunakan.
Bisa jadi furnitur yang kita inginkan tidak cocok dengan kebutuhan keluarga. Ada banyak contoh orang yang membeli barang hanya ikut-ikutan karena teman atau tetangga membeli, akhirnya kita terbawa untuk membeli.
Belum lama ini ada penjual teflon datang di Bu RT untuk menawarkan dagangannya. Saya termasuk orang yang diundang untuk menyaksikan promo.
Setelah demo kegunaan teflon dan praktik membuat jajan selesai, ada tawaran untuk membeli dagangannya dengan cara di angsur selama sepuluh bulan.
Banyak warga yang ikut mengambil, tiba giliran saya, saya tidak mengambilnya, alasan saya sudah punya teflon dengan fungsi yang sama.
Menurut saya jika sudah punya di dapur untuk apa kepincut ingin beli. Toh, fungsinya sama. Nah, yang seperti ini adalah godaan para Mak-Mak terhadap perabot dapur.Â
Berikut cara menanamkan gaya hidup minimalis dalam keluarga:
Pertama, melatih hidup sederhana
Hidup sederhana dan gaya hidup minimalis perlu dilatih, tidak serta merta menggunakan barang mewah hanya untuk di-wah-kan orang lain, supaya terlihat trendi atau agar tidak dikatakan ketinggalan zaman.
Gaya hidup Pak Ahmad pada ilustrasi di atas menunjukkan bahwa dia menerapkan hidup sederhana. Pak Ahmad lebih sering menaiki varionya dari pada naik mobil. Memang sesekali dia mengendarai mobil jika ada rapat dinas yang jaraknya jauh dari kantor.
Hal ini perlu dilakukan karena pertimbangan jarak dan tempat yang jauh. Biasanya Pak Ahmad akan membawa beberapa berkas sebagai laporan yang harus ia setorkan. Hidup sederhana yang dijalani Pak Ahmad terlihat dalam kesehariannya.
Kedua, tidak gengsi
Pada ilustrasi kedua, Mbak Atika sebenarnya bisa saja membeli tas yang branded dengan harga mahal, namun baginya selama tas masih bisa dipakai dan tidak rusak, dia masih nyaman dan enjoy memakainya.
Hal ini menunjukkan bahwa Mbak Atika anak yang tidak gengsi walaupun orang lain menganggap tasnya kuno dan sudak tidak layak pakai.
Biasanya wanita identik dengan style, misalnya baju coklat, nanti tas dan sepatu yang ia pakai juga berwarna yang sama.
Nah, jika itu yang menjadi kebiasaan maka seseorang akan membutuhkan banyak tas dan sepatu hanya untuk menjaga penampilan agar terlihat trendi.
Namun demikian pada momen-momen tertentu Mbak Atika juga akan menyesuaiakan style yang dia butuhkan. Misalnya datang ke ulang tahun rekan kerja, atau acara pernikahan teman maka dia akan menyesuaikan pakaian dan tas yang ia kenakan.
Sebaiknya gaya hidup minimalis ditanamkan sejak dini dalam keluarga agar nantinya dapat memilah barang-barang furtinur yang menjadi kebutuhannya dan bukan mengikuti tren yang setiap tahun akan berubah.
Ketiga, merasa cukup dengan apa yang dimiliki
Sebagai orang awam ingin memiliki barang-barang bagus adalah wajar. Misalnya perhiasan, kendaraan, furtinur yang berkelas dan sebagainya. Hal-hal yang sifatnya sekunder memang sebagai pelengkap untuk memenuhi kebutuhan primer.
Merasa cukup dengan apa yang sudah dimiliki menjadikan hidup lebih tenang, tidak iri terhadap apa yang dimiliki orang lain. Misalnya ada teman yang beli mobil baru, jika kita nyaman mobil yang sudah dimiliki maka sebaiknya mensyukuri apa yang sudah ada.
Zida adalah mahasiswi UNAIR, diawal semester dia membutuhkan motor untuk berangkat dari kos ke kampusnya. Namun sayang orang tuanya belum bisa membelikannya. Zida ahirnya meminjam sepeda ontel punya teman kos yang sudah tidak dipakai.
Ketika di tanya gak malu pakai ontel ke kampus, dia menjawab dengan santai,"Gak Ah, kalau pinjam sepeda motor aku malu, saya pakai ontel malah gak ada beban"
Dua bulan setelah itu orang tuanya akan membelikan motor, dia berpesan supaya membelikan motor second saja, jangan beli yang baru.
Budaya hidup minimalis yang dilakukan zida adalah gambaran betapa dia memaknai hidup tidak usah ngoyo, apa yang sekiranya bisa dimanfaatkan dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya tidak harus barang baru dan mewah.
Bapak dan Ibu, sederhana dan gaya hidup minimalis adalah sebuah pilihan. Kebiasaan dan selera yang bisa dilatih dan diterapkan dalam keluarga. namun, semua tergantung pada pribadi dan karakter seseorang.
Salam sehat selalu, semoga bermanfaat
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI