Bisa jadi furnitur yang kita inginkan tidak cocok dengan kebutuhan keluarga. Ada banyak contoh orang yang membeli barang hanya ikut-ikutan karena teman atau tetangga membeli, akhirnya kita terbawa untuk membeli.
Belum lama ini ada penjual teflon datang di Bu RT untuk menawarkan dagangannya. Saya termasuk orang yang diundang untuk menyaksikan promo.
Setelah demo kegunaan teflon dan praktik membuat jajan selesai, ada tawaran untuk membeli dagangannya dengan cara di angsur selama sepuluh bulan.
Banyak warga yang ikut mengambil, tiba giliran saya, saya tidak mengambilnya, alasan saya sudah punya teflon dengan fungsi yang sama.
Menurut saya jika sudah punya di dapur untuk apa kepincut ingin beli. Toh, fungsinya sama. Nah, yang seperti ini adalah godaan para Mak-Mak terhadap perabot dapur.Â
Berikut cara menanamkan gaya hidup minimalis dalam keluarga:
Pertama, melatih hidup sederhana
Hidup sederhana dan gaya hidup minimalis perlu dilatih, tidak serta merta menggunakan barang mewah hanya untuk di-wah-kan orang lain, supaya terlihat trendi atau agar tidak dikatakan ketinggalan zaman.
Gaya hidup Pak Ahmad pada ilustrasi di atas menunjukkan bahwa dia menerapkan hidup sederhana. Pak Ahmad lebih sering menaiki varionya dari pada naik mobil. Memang sesekali dia mengendarai mobil jika ada rapat dinas yang jaraknya jauh dari kantor.
Hal ini perlu dilakukan karena pertimbangan jarak dan tempat yang jauh. Biasanya Pak Ahmad akan membawa beberapa berkas sebagai laporan yang harus ia setorkan. Hidup sederhana yang dijalani Pak Ahmad terlihat dalam kesehariannya.
Kedua, tidak gengsi
Pada ilustrasi kedua, Mbak Atika sebenarnya bisa saja membeli tas yang branded dengan harga mahal, namun baginya selama tas masih bisa dipakai dan tidak rusak, dia masih nyaman dan enjoy memakainya.