Mengantar keberangkatan keluarga untuk kuliah di luar negeri bukan pengalaman pertama bagi ibuku. Sepanjang hidupnya, dia telah mengantar tiga generasi yang berangkat ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikan. Suaminya, ayahku, lalu anaknya, adikku, kemudian kini cucunya, anakku. Ibuku juga seringkali turut ke bandara jika salah satu dari kami anak- anak atau menantunya pergi untuk waktu yang lebih pendek untuk keperluan pekerjaan.
Maka menanti berita tentang telah tibanya orang- orang yang dicinta yang sedang menempuh perjalanan jauh sudah menjadi bagian dari hidupnya sejak dulu. Sejak teknologi belum semaju sekarang, dimana berita dari tempat yang jauh bisa membutuhkan waktu berminggu- minggu untuk sampai. Hingga kini..
Kami memantau secara berkala pergerakan pesawat itu.
Melintasi beberapa negara, selat, laut…
“ Duh, “ komentar ibuku, “ Senangnya ya, serasa ikut terbang pergi kesana, bisa ngikutin arah gerak pesawat ini, “ kata ibuku.
***
Sekian belas jam kemudian.
“ Oh.. lihatlah, “ kataku menunjukkan gambar di peta, “ Sepertinya pesawatnya sudah hendak mendarat ya, ini sudah sampai di sekitar airport pesawatnya… “
Selang beberapa menit, nomor penerbangan pesawat itu tak lagi muncul di radar. Disusul tak lama kemudian oleh pesan pendek yang dikirimkan oleh putriku. “ Aku sudah mendarat. “
Putriku transit di sebuah negara, dan setelah itu akan berganti pesawat untuk melanjutkan penerbangan ke negara tujuan.
“ Alhamdulillah. Dingin disana? “ jawabku.