Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Viral Video Ampun Bang Jago, Myanmar dan Indonesia Memang Bersahabat Sejak Dulu

7 Februari 2021   10:02 Diperbarui: 7 Februari 2021   10:33 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ampun Bang Jago (newsmaker.tribunnews.com)

Watik Soetardjo, salah seorang warga Indonesia di Yangon menceritakan kepada ABC Australia setidaknya ada dua lagu favorit di Indonesia yang diterjemahkan ke dalam bahasa Myanmar dan favorit juga di sana.

Di antaranya adalah Madu Dan Racun dan Burung Dalam Sangkar. "Menjadi hit di sini," kata Watik.

Jika di Indonesia sering kita lihat seorang pedagang yang mendorong gerobak menyetel lagu keras-keras sembari berkeliling di sekitar perumahan, Watik juga mengatakan hal serupa terjadi di Myanmar.

"Saya pernah mendengar lagu itu diputar keras-keras sembari membawa kereta dorong keluar masuk kampung, di antaranya Madu Dan Racun" kata Watik.

Lagu Burung Dalam Sangkar ciptaan May Sumarna dipopulerkan antara lain oleh Emilia Contessa pada sekitar tahun 1970 an, dan para penyanyi lainnya.

Duta besar RI untuk Myanmar, Iza Fadri, menceritakan pada 30 Oktober 1946, Jenderal Aung San, yang adalah ayah dari Aung San Suu Kyi pernah mengirimkan kawat kepada Presiden Soekarno dan Perdana Menteri Soetan Sjahrir.

Isi kawat tersebut adalah ajakan serta harapan menjalin kerjasama antara Burma dan Indonesia serta undangan untuk melawat ke Burma serta menghadiri Konferensi Hubungan Antar Asia yang dihelat pada 27 Maret-2 April 1947  di New Delhi, India.

Dipimpin Soetan Sjahrir, rombongan Indonesia pun berangkat ke New Delhi menghadiri Konferensi. Seusai perhelatan itu, Soetan Sjahrir dan rombongan singgah di Rangoon dan bersua dengan U Nu. U Nu ini adalah ketua dari Liga Kebebasan Rakyat Anti Fasis (AFPFL) yang kemudian menjadi Perdana Menteri pertama Burma pada tahun 1948.

Indonesia dan Burma pun saling memberikan dukungan untuk kemerdekaan masing-masing negara.

Saat Belanda melakukan agresi paska kemerdekaan, atas usulan Burma maka diadakan konferensi tentang Indonesia yang dihadiri 18 negara untuk mendukung Indonesia.

Pada tahun 1950 Presiden Soekarno melawat ke tiga negara yang banyak memberikan dukungan kepada Indonesia, yaitu Burma, Pakistan, dan India. Di Burma, Soekarno disambut oleh Sao Shwe Thaik, Presiden Burma saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun