Ketimpangan yang ekstrem dapat memicu ketidakpuasan sosial, yang sering kali berujung pada konflik. Ketidakpuasan ini semakin terlihat ketika masyarakat merasa bahwa institusi negara gagal menciptakan keadilan.
Sebagai contoh, protes besar-besaran di Amerika Latin pada 2019 sebagian besar dipicu oleh ketimpangan ekonomi yang semakin nyata. Di Indonesia, ketimpangan juga menjadi sumber ketidakpuasan yang tercermin dalam berbagai demonstrasi buruh, petani, dan kelompok masyarakat lainnya.
3. Dampak Ekonomi Makro
Ketimpangan ekonomi juga berpengaruh pada tingkat pertumbuhan ekonomi. IMF (2022) menunjukkan bahwa negara dengan tingkat ketimpangan tinggi cenderung mengalami pertumbuhan yang lebih lambat. Hal ini terjadi karena kelompok miskin memiliki daya beli yang rendah, sehingga konsumsi domestik, motor utama pertumbuhan ekonomi, tidak optimal.
Solusi untuk Ketimpangan Ekonomi
Mengurangi ketimpangan ekonomi membutuhkan langkah-langkah strategis yang melibatkan semua pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat sipil. Berikut adalah beberapa solusi yang dapat diterapkan:
1. Reformasi Pajak yang Progresif
Sistem pajak progresif, seperti pajak kekayaan atau pajak warisan, dapat membantu redistribusi kekayaan. Negara-negara Skandinavia, seperti Swedia dan Norwegia, telah membuktikan efektivitas kebijakan ini dalam mengurangi ketimpangan.
Di Indonesia, penerapan pajak progresif perlu didukung dengan reformasi administrasi untuk memastikan transparansi dan pengawasan yang ketat. Langkah ini harus diiringi dengan penghapusan pajak konsumsi yang membebani kelompok miskin.
2. Peningkatan Investasi pada Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan adalah kunci mobilitas sosial. Pemerintah perlu meningkatkan alokasi anggaran untuk pendidikan, terutama di daerah terpencil. Selain itu, pelatihan keterampilan kerja juga penting untuk menghadapi era digital.