Mohon tunggu...
Royan El-Rizky
Royan El-Rizky Mohon Tunggu... -

Yang sederhana itu lebih asyik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Goodbye Pak Rey

16 Agustus 2013   13:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:14 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“hmm…iya jga sih,” balasku sambil memikirkan penjelasan Andini di inbox ku. ”menurutmu Pak Rey kecewa gak ya dgn sikap sperti itu?”
“Maybe yes maybe no. tapi setau ku Pak Rey baik kok, ku aja kumpul PR telat dia bilang lain kali on time ya, dilain waktu telat lagi, dia tanya apa ada masalah mgkn dia bisa bantu spya tak telat lgi.”
“Ah, mungkin sama km aja dia respect nya nih,”
“hmm…kayanya ga jga deh. Coba pikir, dia hadir mendukung kgiatan siswa d luar skolah, lomba futsal, sepakbola, voly, kmaren aja waktu kami O2SN main voly d kabupaten, dia datang. Padahal kan sudah ada guru olahraga yg mndampingi.”
“Cari hiburan aja tuh, ngisi waktu kosong dripada bengong.”
“cari hiburan kok sama yg bukan minat, tanya kenapa….?”
“maksudnya…?” balasku kurang paham.
“coba perhatiin, Pak Rey tu kurang minat sama olahraga,” balas Andini.
“tau drimana?”
“perhatiin aja d skolah, ga pernah kan liat dia ikut main futsal, basket, voly, senam jumat pagi, kcuali tenis meja prnah ku liat sekali. Trus dari profilnya d FB jga, ga ada satupun olahraga dtulis jdi minatnya dia.”
“wah kok tau bgt sih, smpai k profil FB nya jga, jgn2 kmu secret admirernya dia nih.”
“ada2 ja kmu Div, srry ya ku bkan hnya ratu voly tapi jga ratu online, makanya tau….” balas Andini sedikit menyombong, okelah, ku akui kamu memang the best di tim voly putri sekolah. “jadi intinya, Pak Rey hadir utk mmberikan semangat, walau dianya ga trlalu minat sma olahraganya, tpi dia perhatian sma siswanya, gitu Div.”

“hmm…bener jga, ” balasku mengiyakan, sebenarnya aku cukup menyesal sudah bikin ribut di kelas. “Ya dah deh, ku kan belajar lbih serius d kelas, palagi kita bentar lgi kelas IX, ya An,” sambungku lagi.
“BAGUS lah km sadar Div, tapi kita tdk kan brtemu Pak Rey lgi d kelas IX nanti.”
“MAKSUD km…?”
“iya, tdi pas mau pulang skolah, ku lewat kantor, liat Pak Rey sma Kepsek lg ngobrol, skilas kudengar, tahun ajaran baru nnti Pak Rey bertukar klas, mengajar d klas 7 & 8, sdgkan kls 9 di ajar sma Bu El.”

Gubraak, aku terdiam. Mengingat kelakuanku yang suka bikin ribut di kelas, kurang menghargai pelajaran juga kurang menghargai guru, dan ban motor Pak Rey yang ditusuk paku, dadaku terasa sesak. Aku seharusnya senang tak akan bertemu Pak Rey lagi di pelajaran Matematika. Tapi, entah mengapa mataku terasa pedih, rasanya aku ingin menangis bersama gerimis malam ini.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun