Mohon tunggu...
yosephine purwandani
yosephine purwandani Mohon Tunggu... Freelancer - karyawan swasta

Ibu dengan 3 anak Hobi : mendengarkan musik, koleksi perangko

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sepatu Becek Pak Tentara

8 Mei 2024   12:49 Diperbarui: 8 Mei 2024   12:52 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

"Ibuk, sepatuku basah!

"Iya mbak, tidak apa nanti habis ini kita cuci ya ?"

"Ibuk, kakiku lengket ga nyaman!"

"Iya Mbak, nanti ibuk bersihkan, tunggu upacara pemakaman selesai ya? Sabar ya Mbak Lintang"

"Ibu, aku ga tahan lagi!!"

"Mbak Lintang, coba lihat sepatu Pak Tentara di depan kita, ada apa di sana?"

Di sana ada becek, tanah lengket di mana mana, bahkan sampai ke kain seragamnya, apa Pak Tentara tidak takut sepatunya rusak? atau lembab merembes ke dalam sampai ke kakinya? Apa ga takut dimarahi istrinya? karena harus mencuci dengan susah segala kotoran yang tentu saja amat sangat sulit dibersihkan. 

Pak Tentara tidak pernah mengeluh, bahkan di saat yang paling sederhana pun, tak ada itu kata mengeluh. Bisa saja berbaris di tempat yang tidak becek, karena upacara pemakaman ini sebelumnya dihantar dengan derasnya hujan. Dan Pak Tentara tetap berdiri di tempat yang seharusnya, bukan di tempat yang tidak becek seperti yang aku dan anakku inginkan.

Buat kami, ini adalah pemakaman seorang saudara, kaka, sahabat, ayah, adek, om,pakdhe kami yang tercinta, tapi buat Pak Tentara - Pak Tentara ini adalah tugas mulia, maka begitulah seharusnya berlaku pada tempatnya. Pemimpin, pelaksana, bahkan dua tentara pemusik juga berdiri di tempat yang tidak akan pernah dipilih oleh siapapun disini, aku yakin. Tapi, itulah tempat di mana seharusnya beliau bertugas, maka ditempatilah tempat itu.

Mbak Lintang, belajarlah dari Pak Tentara ini Nduk, cah ayu. Bahwa hidup itu bisa saja dijalani sebagai tugas, bahwa saat kamu harus kotor, maka ya akan kotor, jika harus turun atau naik,maka begitulah semestinya dijalani, termasuk ada saatnya harus beristirahat, maka istirahatlah. Jalani takdir hidup dengan segala kekuatanmu, seperti Pak Tentara menjalankan tugas sore ini.Maka, hidupmu akan berarti, seiring kekuatanmu untuk terus berjuang.

Selamat sore  Pak Tentara, terimakasih telah memberikan pelajaran berharga untukku dan anakku. Meski di tengah duka keluarga kami, namun ini sungguh berarti. Tuhan yang akan membalaskan ucapan terimakasihku, memalui kebahagiaan keluargamu,dan umur panjangmu dan suksesmu, Amin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun