Mohon tunggu...
Sri Romdhoni Warta Kuncoro
Sri Romdhoni Warta Kuncoro Mohon Tunggu... Buruh - Pendoa

• Manusia Indonesia. • Penyuka bubur kacang ijo dengan santan kental serta roti bakar isi coklat kacang. • Gemar bersepeda dan naik motor menjelajahi lekuk bumi guna menikmati lukisan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Tour de Bromo, dari Solo ke Puncak Bromo

17 Mei 2018   14:08 Diperbarui: 17 Mei 2018   14:19 4589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Nak, semua jalan tersebut arahnya ke Batu. Yang lurus itu bisa ditempuh dengan jarak 3 km tapi jalannya menurun tajam-kalau ekstra hati-hati bisa dilalui dengan mulus. Satunya lagi ditempuh dengan jarak 7 km"

"Maturnuwun, pak"

Bapak itu mengangguk dibungkus senyuman. Lanjut saja putaran gas. Langit semakin pekat mengiringi dengan setia. Hamparan jalan menukik tajam mengharuskan Suprit aku ganjal pada gigi 2 diimbangi pengereman. Tatapan lebih dipertajam agar lolos dari kemiringan.

Tak terasa tujuan terkayuh, Kota Batu bertepuk tangan menyambut rentetan deru mesin motor. Roda melindas aspal sambil menikmati pernak pernik gebyar lampunya. Lalu lintas ramai penuh sukacita. Kota ini tersenyum lebar.

"Hei pengembara! Tidakkah kau singgahi kami barang semalam?"

"Maaf sang kota, kami buru-buru. Lain waktu akan datang kembali menikmati lekukmu"

"Janji ya? Hati-hati di jalanan?"

"Yoi. Makasih atas sambutannya"

Memasuki kota Malang yang saat itu riuh semarak. Maklum kota wisata plus pelajar layaknya Jogja. Perut harus diisi karena keroncongan. Cari-cari warung apa yg bisa dimasuki kaum backpacker. Akhirnya nasi goreng pinggir jalan jadi tumpuan.

Ini nasi goreng langganan anak rantau-melihat stylenya sih begitu. Sudah ada 4 anak muda antri menunggu sajian dihidangkan. Kami pesan dan menunggu lumayan lama.Tepatnya di depan RSUB(Rumah Sakit Universitas Brawijaya) sambil mata melihat situasi dan kondisi tempat. Akhirnya pesanan muncul. Nasi goreng panas porsi jumbo dengan harga Rp.9 ribu. Pesta dimulai.

Tak perlu menunggu dentuman meriam langsung kami sendok. Yihuuui.. Telap telep...telap telep.  Digelontor dengan air mineral yang kami bawa. Disitu sebenarnya juga disediakan. Sedeeep. Efeknya muncul: Kekenyangan! Sambil makan menikmati tetabuhan hingar bingar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun