Mohon tunggu...
vandi romadhon
vandi romadhon Mohon Tunggu... Freelancer - Suka Berkabar Kepada Teman dan Saudara

Ayah yang baik

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kepada Lelaki yang Kusebut Ayah

9 Juli 2021   22:04 Diperbarui: 9 Juli 2021   22:24 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berapakah harga dari setiap bulir kata yang kau sebut doa ? 

Atau jarak antara rindu dan luka yang menganga pada bekas tapak-mu yang mulai menua ?

__________;

Aku masih ingat betul, ketika di subuh yang entah ke berapa sambil berjingkat kau lekas berkelebat. 

Diam diam dari balik selimut coklat bergambar super Hero dengan sayap kelelawar, air mata bocah berlinang sambil menghitung peluang kapan ketemu kau pulang. 

Ada rasa jengkel, takut, menduga duka kalau nantinya aku akan kau lupa

Juga harap bahagia, tentang sekotak permen dan mainan dari kota yang menjadi oleh oleh yang biasa kau bawa.

_*

Dulu, aku tak menghitung rindu yang kau biarkan menjalar setiap waktu 

Karena aku tau, kau lelaki yang tak terlalu tangguh untuk memberi jeda pada ketemu. 

Lagipula aku tak mau menduga setiap langkahmu digerakkan cinta. 

Tapi, pada akhirnya aku selalu merasa dihujani doa 

            pada setiap selimut yang kau bentang penuh sayang.  

*Purbalingga, 9 Juli 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun