[12] Lihat http://www.waspada.co.id/Berita/Luar-Negeri/Virus-EV-71-Bakal-Merebak-Ditemukan-Di-Vietnam-Singapura.html
[13] Lihat Dadang Rusbiantoro, Global Warming for Beginner:Pengantar Komprehensif Tentang Pemanasan Global, (Yogyakarta:O2, 2008), hal 68-69.
[14] Lihat http://www.walhi.or.id/ kampanye/globalisasi/kttpemblan/ind_pf_rio+10_/
[15] Wesley Granberg-Michaelson, Menebus Ciptaan Konferensi Tingkat Bumi di Rio: Tantangan Bagi Gereja-gereja, (Jakarta: BPK, 1997), hal. 95-98.
[16] Protokol Kyoto merupakan bagian dari Conference of Parties atau Konferensi Para Pihak. CoP ini berwenang memutuskan agar konvensi-konvensi itu diimplementasikan. Sebelum Protokol Kyoto       (CoP 3), telah diadakan CoP 1 di Berlin (1995) dan CoP 2 di Jenewa (1996). Menurut agenda CoP 4 (2007) akan diadakan di Denpasar.
[17] Negara-negara Annex I (negara industrial) adalah sebagai berikut: Australia, Austria, Belarusia, Belgia, Bulgaria, Kanada, Kroasia, Republik Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, Hungaria, Islandia, Irlandia, Italia, Jepang, Latvia, Liechtenstein, Lithuania, Luxembourg, Monaco, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, Polandia, Portugal, Romania, Rusia, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Swiss, Turki, Ukraina, Inggris, Amerika Serikat.
[18] http://stone.undp.org/maindiv/gef/newslet/June98.pdf (diakses pada 21 Mei 2008, pukul 12.41 WIB).
[19] http://unfccc.int/resource/kpstats.pdf. Untuk mengetahui daftar terbaru para pihak yang telah meratifikasinya ada di dapat diakses oleh para pembaca di www.climnet.org/EUenergy/ratification/
calendar.html
[20] http://www.detiknews.com/poin-poin bali road map.htm
[21] Mengacu pada data yang dirilis Kantor Kementrian Lingkungan Hidup, Indonesia merupakan penyumbang sepertiga laju deforestasi dunia yang mencapai 2 juta hektar per tahun. Emisi CO2 yang dihasilkan sekitar 2,5 milyar ton CO2. Jika jumlah itu bisa ditekan menjadi 1 juta hektar per tahun, emisi karbon yang dikurangi mencapai 1,25 milyar ton CO2. dengan asumsi harga 1 ton kredit karbon CO2 itu US$ 5, potensi laba yang bisa diraup Indonesia adalah US$ 6 milyar per tahun atau sekitar US$ 6000 per hektar (Rusbiantoro, 2008: hal 74).