Mohon tunggu...
Yulius Solakhomi Wau
Yulius Solakhomi Wau Mohon Tunggu... Guru - Gratias Deo

Catholic Religion Teacher and Pastoral Ministry Agent

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Keluhuran Seksualitas dalam Perspektif Gereja Katolik

25 Mei 2024   05:56 Diperbarui: 25 Mei 2024   06:16 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi simbol sakramen perkawinan

Berbicara tentang seksualitas, kita sering terjebak dalam aneka stigma dan tabu. Namun, dalam perspektif Gereja, seksualitas adalah salah satu anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepada manusia. Gereja memandang seksualitas sebagai yang sakral dan mulia, yang seharusnya dirayakan dalam konteks yang benar. 

Dalam Gereja. seksualitas selalu dikaitkan  dengan cinta dan komitmen yang mendalam. Dalam kitab Kejadian 1:27-28, Tuhan menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya, laki-laki dan perempuan. Tuhan memerintahkan mereka untuk "beranak cucu dan bertambah banyak." Hal ini menunjukkan nilai seksualitas yang tidak hanya boleh dipandang secara fisik, tetapi juga peran pentingnya dalam membangun keluarga dan meneruskan kehidupan. Santo Yohanes Paulus II menegaskan bahwa tubuh manusia memiliki makna teologis yang mendalam, yang mencerminkan kasih Tuhan.

Namun, dalam masyarakat modern yang serba instan dan serba cepat ini, sering kali kita melupakan nilai-nilai luhur dari seksualitas ini. Seksualitas kerap kali disalahartikan hanya sebagai pemenuhan hasrat fisik semata. Di sinilah pentingnya peran Gereja Katolik dalam mengedukasi dan mengingatkan kembali esensi dari seksualitas sebagai sesuatu yang harus dihormati dan dijaga. Santo Agustinus, salah satu teolog besar Gereja Katolik, pernah mengatakan bahwa "Cinta adalah keindahan jiwa". Dengan demikian, seksualitas yang dilandasi cinta sejati adalah cerminan keindahan jiwa manusia.

Sejalan dengan para teolog di atas, seorang psikolog bernama Carl Jung mengakui bahwa seksualitas adalah bagian integral dari kepribadian manusia. Jung menekankan pentingnya integrasi dari aspek-aspek seksual dalam proses individuasi dan pembentukan identitas. Dalam konteks ini, Gereja Katolik juga menggarisbawahi pentingnya keseimbangan antara aspek fisik dan spiritual dalam menjalani kehidupan seksual yang sehat dan bermakna.

Gereja Katolik juga sangat menghargai aspek kesetiaan dan komitmen dalam hubungan seksual. Dalam surat kepada jemaat di Efesus (5:25), suami diperintahkan untuk mengasihi istri mereka sebagaimana Kristus mengasihi gereja dan menyerahkan diri-Nya untuknya. Ini menekankan bahwa cinta dan komitmen adalah fondasi dari segala bentuk hubungan seksual yang benar. Seksualitas dalam pernikahan adalah perwujudan dari kasih yang tak bersyarat dan pengabdian satu sama lain.


Bagi banyak anak muda, mungkin terasa sulit untuk memahami dan menerima pandangan ini dalam dunia yang penuh dengan godaan dan pengaruh negatif. Namun, dengan pemahaman yang benar dan edukasi yang baik, kita dapat menghargai seksualitas sebagai anugerah yang harus dijaga dan dihormati. Gereja Katolik, melalui ajarannya, mengajak kita untuk melihat seksualitas sebagai sesuatu yang suci dan indah, yang seharusnya dijalani dengan penuh tanggung jawab dan kasih.

Keluhuran seksualitas dalam perspektif Gereja Katolik bukanlah sekadar aturan atau dogma, tetapi merupakan panggilan untuk menjalani hidup yang penuh dengan cinta dan komitmen, sesuai dengan kehendak Tuhan. Dengan memahami dan menghargai pandangan ini, kita dapat menjalani kehidupan seksual yang lebih bermakna dan sejalan dengan nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh Gereja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun