Koleksi mahal dagangannya sudah diungsikan ke tempat aman. Khawatir tokonya dijarah.
Menurutnya, antisipasi itu turut dilakukan hampir seluruh toko di berbagai mal di kawasan Senayan. Maklum, lokasinya dekat dengan DPR dan Pejompongan yang jadi titik meletusnya kerusuhan akibat rantis Brimob yang melindas ojol.
"Tolong deh, anggota DPR, congornya dijaga. Gara-gara kalian, semua kena getahnya," tutur penumpang yang sekilas mirip Shinichi Kudo itu sambil menghela napas.
Ya, imbas berbagai pernyataan tak peka dari anggota DPR jadi awal mula. Terlindasnya Affan oleh Brimob pun jadi momentum puncak kemarahan rakyat.
Saya pun menilai, pemerintah kurang responsif. Presiden Prabowo mengeluarkan statement terkesan normatif. Tidak menyelesaikan masalah.
Alhasil, kerusuhan berlanjut hingga Sabtu dan Minggu yang berujung penjarahan rumah pejabat serta perusakan fasum.
Ini sangat miris. Hingga Kamis (4/9) pagi, halte Transjakarta di Jalan Sudirman dari Jembatan Semanggi hingga Bundaran Senayan tidak berfungsi.
Alias, masih diperbaiki seperti terekam dalam video yang saya unggah, https://vt.tiktok.com/ZSAvqNHy1/.
Jujur, itu sangat merugikan warga. Apalagi, penyandang disabilitas yang aksesnya naik Transjakarta terganggu.
Saya pribadi sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, mempersilakan siapa pun untuk demo. Boleh dong.
Hak asasi manusia. Kebebasan berpendapat dijamin dalam Undang Undang Dasar.