"Turut berduka cita untuk rekannya mas yang semalam meninggal. Semoga pelaku pelindasan ketangkap dan dan dihukum seberat-beratnya. Sebagai budak korporat, kami berharap pemerintah bisa segera mengatasi kerusuhan dari semalam. Jika tidak, bakal panjang hingga berpotensi guncangan ekonomi."
Pernyataan customer yang mengaku pegawai Big 4 ini beralasan. Sebab, sejak Kamis (28/8) malam, usai insiden rantis Brimob, di beberapa titik ibu kota ricuh.
Itu meliputi Pejompongan, Gatot Subroto, hingga Kwitang yang dekat markas Brimob.
Kebetulan saya baru aktif ngojol lagi pada Jumat (29/8) petang. Tepatnya, usai mendampingi ibu di Rumah Sakit untuk kateter jantung sejak beberapa hari sebelumnya.
Alhamdulillah, berdasarkan diagnosis hasilnya cukup baik. Ibu saya menurut dokter tidak perlu pasang ring. Cukup istirahat saja untuk proses pemulihan.
Itu mengapa, saya kurang mengikuti perkembangan informasi di luaran. Termasuk, baru tahu ada rekan ojol yang meninggal lewat medsos.
Sebelumnya, Senin (25/8) saya menyaksikan langsung adanya provokasi dan penyusup saat unjuk rasa di kawasan Slipi dengan melempar batu. Di sisi lain, saya juga melihat dengan mata kepala sendiri, betapa polisi gampang terpancing hingga berlaku represif kepada massa.
Bisa disimak dalam rekaman video yang saya unggah di tiktok (https://vt.tiktok.com/ZSAvXorX8/).
* Â Â Â Â * Â Â Â Â *
"TOKO tutup sementara. Barang-barang yang berharga sudah kami ungsikan sejak kemarin. Belum tahu kapan buka lagi. Masih nunggu perkembangan informasi."
Demikian komentar penumpang yang bekerja di salah satu toko branded di mal kawasan Senayan. Menurutnya, sang bos sudah melakukan langkah preventif sejak Kamis sore akibat rusuh depan DPR.