"Aamiin. Makasih banyak, Rohaye."
Saya pun menaruh uang di tas selempang. Karena penumpang udah ngasih lebih, ya saya terima.
Yang penting, bukan saya yang minta. Secara, pantang minta-minta ke orang.
Sejeleknya saya, masih punya harga diri. Kecuali jika itu masuk layanan ojol, seperti nganternya lebih jauh, beberapa kali berhenti, atau masuk lokasi yang kena parkir.
"Rezeki bro, ambil aja," ucap pemilik warung sambil mengeluarkan beberapa galon kosong.
"Iya, pak. Rezeki. Penumpangnya baik."
"Orangnya emang baik. Sering jajanin atau kasih tip ojol yang nganter."
"Iya pak. Duluan ya."
"Sip, ttdj bro."
Saya pun melanjutkan perjalanan di tengah gemuruh kilat layaknya kehadiran Thor Odinson. Meski tubuh ini bergerak, tapi pikiran masih berada di depan warung tadi.
Khususnya, doa yang bikin merinding dari penumpang yang lupa saya tanya namanya.