Penguntit yang mengaku dari leasing itu menggunakan motot matic berwarna putih.
Namun, sekira berjarak 100 meter dari rumahnya, Yuni melihat penguntit yang mengaku dari leasing itu. Tepat di belakangnya. Ia menghiraukan.
Ia terus ke arah rumah. Masuk terus ke dalam gang-gang menuju rumahnya.
Sesampainya di rumah, penguntit yang mengaku dari leasing itu tiba-tiba sudah mendekati rumah Yuni. Dia dua orang.
"Mau ngapain lu?! bentak Yuni menanyakan maskud keduanya.
Salah seorang dari keduanya menjawab bahwa motor Yuni belum lunas pembayarannya. Mereka ingin mengambil motor Yuni. Mereka menuduh Yuni menunggak cicilan 5 bulan.
Padahal motor Yuni dibeli tunai. Tidak cicil.
Yuni menutup pintu. Kedua orang itu masih menunggunya di depan pintu. Yuni memberikan waktu 10 menit. Kalau kedua orang itu tidak juga pergi, maka ia akan meneriakkan keduanya maling, karena telah mengada-ada terhadap status motornya.
"Ada apa ini?" tanya tetangga Yuni kepada kedua orang itu.
Yuni langsung ke luar rumah. Menceritakan ke tetangganya itu dengan detil, bahwa motor yang dibelinya itu tidak seperti yang dituduhkan.
Yuni lantas mengeluarkan berkas-berkas pembelian motor sebagai buktinya. Tapi, dua orang itu tetap ngotot bahwa Yuni menunggak cicilan motor.