Pagi tu aku bekerja dengan keras tanpa ada dibayar. Lelah itu terbayarkan ketika aku berkelana dalam ruangan serba putih.
Jika tak salah aku cuma menyeruput Kopi Sanger. Siangnya aku menyantap Kakap Putih dengan rasa Asam Manis bareng Nasi Dingin. Terpana aku dengan suasana ruangan sejuk karena sudah disampaikan kalian semua aku traktir.
Bahagia ku tak tertolong lagi, Alhamdulillah...
Selepas itu aku bergegas, sepanjang jalan semua masalahku seperti plong saja. Tak ada beban, ada rasa bahagia dimana aku bisa tersenyum dan semangat lagi.
Lelahku hilang juga. Senangku tak tertolong. Love you Dilan dan Milea, cerita kalian buatku semangat lagi. Sejak saat itu, perjalananku merasa seperti bunga kapas, empuk dan putihÂ
Sore itu panas cuacanya luar biasa, tak seperti hari-hari biasa. Gerah, aku mau yang dingin-dingin menyejukkan kepala. Sambil mendengar lagu buat lari sore.
Singgahlah aku didepan kios modern itu. Entah kenapa perasaan kacau Maruk itu muncul lagi. Aku seperti melihat Rinduku. Padahal aku tak tahu dimana. Alah perasaan saja.
Jujur saja, aku masih berharap bisa berkelana lebih jauh lagi. Tak berburuk sangka, Kemeja Biru berkacamata itu menyapa namaku.
Diparkiran aku hanya sedih dan bahagia, senyum itu hanya bisa aku lihat dipotret yang sudah aku hapus.
Aku berusaha tidak perduli, membuang wajah tanpa ada rasa bersalah, namun hati tak bisa berbohong. Aku terbang lagi dengan tangis yang aku tahan agar aku terlihat sudah tidak peduli. Terima Kasih, sudah menjabah doaku. Aku tak bisa memiliki wajah itu lagi.