Mohon tunggu...
Syarwan Edy
Syarwan Edy Mohon Tunggu... Mahasiswa - @paji_hajju

Syarwan Edy, sangat suka dipanggil dengan nama bang Paji. Si realistis yang kadang idealis | Punya hobi membaca, menulis dan diskusi | Kecintaannya pada buku, kopi, dan senja | Didewasakan oleh masyarakat dan antek kenangan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Rindu yang Terbengkalai

11 April 2024   23:00 Diperbarui: 11 April 2024   23:09 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tetap semangat manusia-manusia hebat! (Dokpri)

Mudik, shalat Idul Fitri bersama keluarga, halal bihalal dan silahturahmi, makan makanan khas lebaran, ziarah, berbagi rezeki (THR), foto-foto bersama keluarga, dan tradisi lainnya saat lebaran adalah hal yang paling aku rindukan apalagi perihal rumah dan seisinya.

Saat orang-orang ramai berbincang tentang kepulangan di hari lebaran ini. Aku seakan-akan merasa sendirian di tengah keramaian dengan segala hiruk-pikuknya. Aku mencoba berdamai dengan diri sendiri, menerima penuh ikhlas atas hal-hal yang belum ku selesaikan dengan pasti untuk perjalanan panjangku kelak, entah. Sebenarnya diriku tidak selalu kuat. Aku juga banyak nangisnya yang aku sembunyikan dari dunia. Banyak perasaan juga cerita sedih yang terpaksa ku pendam, karena aku harus tetap terlihat baik-baik saja. Meski menyiksa, tapi cara seperti itu membantu aku untuk bertahan setiap hari. Pada akhirnya kita hanya perlu terbiasa, kan? Aku tersenyum bukan sepenuhnya kuat, hanya saja sedihku tak ingin mudah terlihat.

Mudik, shalat Idul Fitri bersama keluarga, halal bihalal dan silahturahmi, makan makanan khas lebaran, ziarah, berbagi rezeki (THR), foto-foto bersama keluarga, dan tradisi lainnya saat lebaran adalah hal yang paling aku rindukan apalagi perihal rumah dan seisinya. Malam mulai bertandang, aku sadar memang Ibu adalah pinjaman Tuhan yang paling sempurna dan sosok yang selalu menginspirasi adalah Ayah. Aku percaya bahwa kebaikan seorang ayah lebih tinggi daripada gunung, dan kebaikan seorang ibu lebih dalam daripada lautan. Dan aku hanya perlu menjadi manusia yang bertuhan. Aku tahu tentang hari-hari bahagia. Namun tak ku temukan hari bahagia, selain kembalinya seorang perindu kepada yang ia rindukan. Aku pasti pulang, dan ku pastikan rumah beserta segala isinya akan tertawa mesra, bahagia, penuh cinta, sampai tutup usia.

Sebelum kantuk datang memelukku dengan cinta liarnya, aku percaya bahwa tempat paling nyaman saat dunia terasa keras ialah pelukan seorang Ibu dan usapan kepala seorang Bapak. Karena kau akan belajar dengan membaca, tapi kau akan paham dengan cinta. Hanya dari rasa lelah yang datang bertubi-tubi ini, aku mengerti bahwa semua yang ingin aku miliki harus ku usahakan sendiri. Semoga kita senantiasa sabar, walaupun kehidupan tidak selalu memberikan yang kita impikan. Semoga kita senantiasa bersyukur, walau terkadang dunia tak selalu seperti harapan. Semoga kita senantiasa tabah, walaupun orang lain belum tentu membuat kita merasakan kenyamanan.

"Kalau aku nggak jadi apa-apa di kemudian hari nanti, aku masih anak Ibu kan?"

"Bu, ini pulangnya kemana ya? Rasanya rumah itu tak senyaman dulu lagi ya?"

"Pulanglah ke dirimu sendiri Nak, agar bisa kau temukan cinta ibu tanpa padam yang ada di sana. Sudah terlalu lama kamu menjadi orang asing bahkan itu dari mana dirimu berasal."

"Bu, pelukannya jangan dilepas dulu ya." Aku benar-benar lelah, Bu dirimu ialah sebenarnya tempat untukku berteduh."

"Ma, Pa, kalau tempatku berpijak sekarang gak sejajar kayak anak-anak seumuran ku, tolong jangan pandang aku orang yang gagal ya."

Di tengah Emak yang membahas harga beras naik, dan obrolan receh politik dengan bapak di ruang tamu, kebahagiaan kecil selain berkumpul dengan mereka berdua adalah Emak memasak sayur kelor di atas kemerdekaan yang ia buat sendiri untuk dirinya, seperti begitu mahalnya mencari keadilan di negara hukum. Selain Bapak orang yang selalu berlindung kepada Tuhan dari upah yang jauh dari layak, Adik adalah orang yang paling aku pengen ajak ngobrol banyak hal. Semisal menyemangati Adik dengan; semangat terus ya buat mimpi-mimpinya menjadi kenyataan, walaupun harus jatuh berkali-kali, goyah dan ragu ingin berhenti, tapi hati dan kaki terus melangkah lagi, yakin rencana Tuhan pasti yang terbaik.

Baca juga: Aku ya Aku

Maaf Ma, Pa, anakmu masih belum berhasil. Maafkan aku ya, yang tak bisa mencium tangan kalian secara langsung di lebaran kali ini. Untuk Ayah dan Ibu; terima kasih untuk semuanya. Mohon maaf belum bisa berbakti seperti yang kalian inginkan saat aku masih berada dalam kandungan. Mohon maaf belum bisa menjadi anak yang membanggakan di hari yang sudah agak menua ini. Terima kasih telah menjadikan rumah kita tempat paling menyenangkan di dunia. Aku sangat menyayangimu. Bu. Mungkin surga tidak terletak di kaki Ayah, tapi Ayah tetap menjadi pahlawan di hatiku. Dan maaf, aku masih gagal menjadi rumah untuk Adik-adik ku, Ibu, serta Ayah ya. Hingga hari ini, tak jarang aku masih melawan ketakutan tanpa dasar! Bantu aku bertahan, ya? Jangan tinggalkan aku sendirian. Aku masih mencoba melawan rasa ketakutan bahkan terhadap diriku sendiri.

Paji Hajju 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun