Aku terhempas pada gelap malam yang beringas
Tertindas pada ruangan senyap dan semesta yang pengap
Semuanya telah berulang
Lalu-lalang tak bertuan
Ke sana ke mari mencari kenyamanan
Kotornya peradaban ini membuatku terperangkap pada sekat tanpa alamat,
langit malam dan bintang yang bersembunyi pada bilik-bilik awan hitam
Aku menyerah pada angin yang membawaku pergi
Aku menyerah pada tanah yang memenjarakan
Lalu terbang melayang menembus sinar sang rembulan
Dengan langkah tegap,
kutemui dunia abadi yang membosankan
Dari yang ada dan tiada
Dari sebuah pengulangan dan pemulangan
Dari semesta dan skenarionya
Dari makna dan sia-sia
Dari sadar dan imaji
Dari perenungan tanpa perumpamaan,
puisi ini terjadi
Semakin ke sini semakin layu tak berisi
Kita adalah sia-sia yang mengaku hidup penuh makna
-Iqbal RM