Labirin telah menjadi perempuan sejak lama
Labiran, sorot-sorot, gelas-gelas kacaÂ
Mengenakan silang silam pragmatismeÂ
Sentralitas dan suara-suara perempuan dalam ambiguitas
Jalan-jalan semakin sesakÂ
Mengelabui logika dan cacat-cacat yang nyata
Semuanya beretorika, namun hanya kebisingan yang terdengar
Tersesat
Dulu para mujtahid dan para penakluk lahir dari mahkotanya
Ilmu menjadi piranti obrolan pagiÂ
Poros hidupnya adalah dakwahÂ
Dan jihad menjadi cita-cita
Sedangkan sekarang, wanita dijajah berjilid-jilid generasi hingga lupa bahwa ia rahim peradaban
Harusnya menumbuhkan asa sang pembebas bukanlah wanita-wanita bebas
Mirisnya lagi, para puan rebutan bersulang dengan konspirasi fenimismeÂ
Merasa diagungkan oleh liberalisme
Seolah-olah, seakan-akan, mampu menyelamatkan dari kekelaman
Seolah-olah derajat terangkat dengan pergulatan konstruksi kognisi ituÂ
Terjebak dalam teori intrik yang penuh dengan labirinÂ
Padahal, fitrah wanita dan derajatnya tercantum jelas dalam Alquran
Lantas untuk apa mengabdikan diri pada pergerakan yang jauh dari identitas diri?Â
Surat ke-4, surat Annisa mengadili tanpa konspirasi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI