Ambarawa adalah sebuah kota kecamatan yang terletak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kota ini memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan baik mancanegara maupun wisatawan lokal untuk berkunjung dan berwisata ke Ambarawa. Kota kecil yang terletak di antara Semarang dan Yogyakarta ini menyuguhkan banyak pariwisata yang cukup menarik untuk dikunjungi, baik itu wisata alam maupun wisata buatan. Kota Ambarawa dengan hamparan gunung dan danau Rawapeningnya cukup memanjakan mata bagi siapa saja yang melihatnya.
Secara wujudnya wisata di bedakan menjadi dua yakni wisata alam dan wisata buatan. Wisata alam adalah wisata yang menyuguhkan pemandangan alam bagi pengunjungnya. Di Ambarawa sendiri ada beberapa wisata alam yang sering dikunjungi oleh pengunjung. Bahkan wisata alam tersebut merupakan ikon wisata di daerah Kabupaten Semarang. Tempat itu bernama objek wisata danau Rawapening. Danau Rawapening dapat dikatakan memiliki banyak manfaat bagi warga sekitarnya khususnya warga Kota Ambarawa. Airnya bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari bahkan bisa juga digunakan untuk mendukung kegiatan beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Air. Danau Rawapening juga dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai objek wisata. Objek wisata yang ada disekitaran danau Rawapening diantaranya adalah seperti objek wisata Kampoeng Rawa. Disini pengunjung dapat menaiki prahu dan melihat-lihat keindahan alam sekitar atau bisa berswa foto. Wisata lain yang cukup terkenal di Ambarawa adalah tempat wisata bukit cinta. Yang kedua adalah wisata buatan. Wisata buatan dapat diartikan sebagai tempat wisata yang menyuguhkan benda-benda buatan manusia. Benda buatan tersebut bisa berbentuk bangunan monumental atau bisa berbentuk yang lainya. Wisata buatan yang ada di Ambarawa diantaranya adalah seperti bangunan Stasiun Ambarawa yang dikenal pula dengan nama Stasiun Willem I yang merupakan bangunan peninggalan kolonial Belanda dan museum Isdiman Ambarawa yang mengoleksi berbagai benda peninggalan sejarah baik dari zaman Belanda hingga zaman Jepang.
Selain terkenal dengan objek wisatanya yang kerap kali dikunjungi oleh wisatawan, Ambarawa juga memiliki wisata kuliner khas Ambarawa. Kuliner tersebut bernama Serabi Ngampin. Mungkin banyak orang yang belum mengetahui atau bahkan tidak tahu sama sekali tentang Serabi Ngampin. Serabi Ngampin adalah makanan serabi khas Ambarawa. Nama "Ngampin" sendiri diambil dari sebuah nama desa di Ambarawa dimana serabi tersebut dibuat. Oleh karena itulah serabi ini dikenal dengan "Serabi Ngampin".
Serabi Ngampin berbeda dengan serabi Solo atau Serabi Bandung. Serabi Ngampin dihidangkan dengan kuah santan yang dicampur dengan gula jawa. Tidak hanya itu, serabi ngampin juga dihidangkan dengan tape ketan. Bentuk serabinya kecil-kecil dan memiliki tekstur yang kenyal dan enak sehingga aman jika dimakan oleh anak-anak. Serabi Ngampin yang dihidangkan dengan kuah santan dan gula jawa memiliki cita rasa tersendiri dan membuat penikmatnya merasa segar ketika menyantap makanan khas Ambarawa tersebut.
Makanan Serabi Ngampin di buat dengan menggunakan teknik yang masih tradisional. Alat-alat yang digunakan dalam proses pembuatan Serabi Ngampin diantaranya adalah wajan yang terbuat dari tanah liat dan tungku api yang juga terbuat dari tanah liat. Karena alat dan teknik yang digunakan masih menggunakan cara tradisional hal ini membuat serabi ngampin makin terasa nikmat. Pernah suatu ketika ada salah seorang pedagang membuat serabi dengan menggunakan alat-alat yang tergolong modern, akan tetapi mendapatkan protes dari pembeli karena rasanya tak senikmat ketika dibuat dengan menggunakan lat-alat tradisional. Oleh karena itulah penjual kembali menggunakan peralatan tradisional.
Para penjual biasanya dari rumah hanya menyiapkan adonanya saja. Sedangkan proses memasaknya dilakukan di warung atau ditempat berjualan. Selain menikmati enaknya serabi, pembeli juga dapat melihat proses pembuatanya. Adonan diletaknya di atas wajan yang terbuat dari tanah liat, setelah adonan matang maka segera di angkat ke piring. Satu piring biasanya terdiri dari empoat hingga lima buah serabi. Setelah ditaruh diatas piring maka serabi disiram dengan kuah santan dan gula jawa serta dihidangkan dengan tapai ketan. Serabi Ngampin ukuran tidak seperti serabi lainya. Serabi Ngampin memiliki ukuran yang kecil.
Warung Serabi Ngampin ini terletak di pinggir jalan dekat dengan jalur Semarang-Yogyakarta. Lokasinya juga tidak terlalu jauh dengan pasar desa Ngampin. Oleh karena itulah bagi para pelancong yang sedang mengadakan perjalanan dari Semarang menuju Yogyakarta ataupun sebaliknya bisa dengan mudah menemukan kios Serabi Ngampin. Serabi Ngampin di patok dengan harga yang cukup terjangkau yakni sekitar lima ribu rupiah saja. Kuahnya yang segar dapat dinikmati sambil melihat pemandangan alam yang ada di sekitarnya.
Selain rasanya yang lezat, Serabi Ngampin punya cerita unik di belakang kelezatanya tersebut. Menurut sejarahnya, Serabi Ngampin sudah dijual sejak tahun 1970-an. Masyarakat saat itu memiliki tradisi yang cukup unik. Dimana bagi para jomblo atau orang yang belum mempunyai jodoh akan melaksanakan ritual memakan serabi setiap bulan Sya'ban  atau 15 hari menjelang Ramadhan. Konon katanya barang siapa yang memakan serabi tersebut di bulan Sya'ban atau 15 hari menjelang Ramadhan akan segera mendapatkan jodoh. Namun benar atau tidaknya semua tergantung kepada kepercayaan masing-masing.
Namun saat ini, Serabi Ngampin di jual tidak hanya di bulan Sya'ban saja. Tetapi di jual setiap hari ada pula yang menjualnya ketika di hari libur saja. Itulah kuliner khas Ambarawa. Teknik pembuatan hingga peralatan yang digunakan masih menggunakan cara-cara dan peralatan yang tradisional. Sikap yang mempertahankan budaya tradisional inilah yang mesti mendapatkan apresiasi dan mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI