Misalnya, tentukan anggaran untuk belanja lebaran sebelum memasuki bulan ramadan dan usahakan untuk tidak melebihi jumlah yang sudah ditetapkan. Selain itu, mulai bulan ini, usahakan untuk menabung lebih banyak atau menambah investasi untuk menyiapkan dana darurat yang bisa digunakan di masa depan, terutama saat momen-momen besar seperti lebaran. Jika tahun ini sudah loss dan terlambat, setidaknya ke depan tidak terulang kembali.
Bagaimanapun masih lebih baik terlambat jika kita menyadari kita perlu belajar untuk menikmati kebahagiaan tanpa harus mengorbankan kestabilan keuangan. Berbelanja dan memberi hadiah adalah hal yang wajar, tetapi sebaiknya dilakukan dengan penuh perhitungan.
Menghargai kebersamaan keluarga dan teman tidak harus selalu melalui materi, tetapi bisa dengan cara yang lebih bermakna dan tidak membebani keuangan kita.
Mungkin masih banyak dari kita memang baru menyadari setelah lebaran, memang sudah terlambat dan mau tidak mau evaluasi itu menjadi saatnya untuk kembali ke rutinitas dengan memeriksa kembali kondisi keuangan yang ada.
Ber-matematika dengan bijak adalah kunci untuk menjaga kestabilan finansial dan mengevaluasinya. Jika kita bisa memisahkan antara kebutuhan dan keinginan, serta memiliki anggaran yang jelas, maka kita akan lebih siap menghadapinya dengan tenang. Lebaran mungkin hanya terjadi setahun sekali, namun dengan perencanaan yang matang, kita bisa menikmati setiap momen tanpa harus mengorbankan masa depan keuangan kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI