Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Skor Kosong-Kosong, Jaga Hati dan Kata Usai Maaf Terucap

1 April 2025   09:07 Diperbarui: 1 April 2025   09:07 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
saling memaafkan dengan ikhlas-aliansi indonesia damai-aida

Skornya kosong-kosong ya, ujar Ibu rektor saat saya bersalaman dengan beliau usai khutbah idul fitri di masjid kampus. Sesama penghuni kampus kami berkesempatan untuk bersilaturahmi ketemu dengan banyak teman dan handai taulan setelah lama tak bertemu. Kadangkala karena jarak atau kesempatan yang sulit bisa menyatukan.

Lebaran menjadi kesempatan bisa bertemu dengan beberapa sahabat saat masa kecil karena sebagian dari mereka bisa pulang ke kampung halaman.

Ketika kita memberi maaf dan menerima permintaan maaf, jika selama ini kita memiliki skor kesalahan dengan ketulusan saling memaafkan skor kesalahan itu diharapkan bisa hilang. dan hati kita kembali menjadi putih dan bersih seperti makna idul fitri yang suci.

memaafkan diri sendiri-jawa pos
memaafkan diri sendiri-jawa pos

Dalam tradisi ketimuran silaturahmi, sungkeman menjadi salah satu cara mengungkapkan kata maaf. Bentuk tradisi yang menggabungkan rasa hormat, kebersihan hati, dan keinginan untuk memulai lembaran baru lebih dari sekedar tindakan fisik. Ungkapan hati yang ingin meredakan segala ketegangan, menghapuskan segala kesalahpahaman, dan menciptakan ruang bagi hubungan yang lebih harmonis. Terlepas dari tulus atau tidak, ikhlas atau tidak,  karena soal hati seperti dalamnya laut sulit di duga. Senyum di bibir bisa saja masih "manyun" di hati. Namun semua itu bagian dari perjalanan sosial kita untuk terus belajar dan berusaha menjadi lebih baik.

Lebih dari sekadar tradisi, maaf dalam tradisi ketimuran adalah refleksi dari nilai besar dalam agama Islam yang sangat mendorong umatnya untuk menjaga hubungan baik dengan sesama, terlebih lagi dengan kerabat dan orang tua. Permintaan maaf dan memberi maaf menjadi simbol pembersihan diri dan hati, yang merupakan inti dari makna Idul Fitri yang suci. 

Seiring berjalannya waktu, tentu tidak semua orang bisa memaafkan dengan sepenuhnya, atau bahkan memaafkan diri sendiri. Namun, tradisi ini tetap mengajarkan bahwa meskipun sulit, usaha untuk memberi maaf adalah usaha untuk mencapai kedamaian batin. 

Oleh karena itu, dalam momen Idul Fitri, meskipun "skor kesalahan" antara satu dengan yang lain mungkin tidak bisa benar-benar dihapuskan begitu saja, namun semangat untuk saling memberi kesempatan bagi kedamaian dan hubungan yang lebih baik selalu ada. Inilah yang membuat tradisi ini begitu berharga. Dalam setiap permintaan maaf dan pemberian maaf, ada harapan dan niat baik untuk membangun masa depan yang lebih baik, dengan hati yang lebih bersih.

memberi maaf pada diri sendiri-kompas lifestyle
memberi maaf pada diri sendiri-kompas lifestyle

Memaafkan Diri Sendiri?

Selama ini mungkin kita lebih fokus pada bagaimana urusan kesalahan kita dengan orang lain, tapi dengan diri sendiri mungkin tidak benar-benar menjadi fokus kita. Meskipun dalam konteks Idul Fitri sebenarnya memaafkan diri sendiri sebenarnya sangat relevan, bahkan menjadi bagian penting dalam proses spiritual dan sosial.

Ketika kita berusaha menerima kesalahan orang lain dan memaafkan, itu berkaitan erat dengan keikhlasan kita di dalam hati. Benarkah kita rela memaafkan kesalahan orang tersebut?. Sebab memaafkan sebenarnya bukan sesuatu yang mudah bagi sebagian orang. Apalagi jika kadar kesalahannya besar, karena bagaimanapun kalau sudah menyangkut "urusan" hati tetap tidak mudah.

Padahal membalas kebaikan dengan kebaikan atau keburukan dengan keburukan itu biasa, yang tidak biasa adalah membalas keburukan dengan kebaikan atau dengan kata lain kita berusaha memaafkan. Begitu intisari dari kutbah Idul Fitri kemarin di masjid kampus.

Idul Fitri, sebagai hari kemenangan setelah menjalani ibadah puasa, lebih dari sekadar perayaan. Ini adalah waktu untuk merenung, membersihkan hati, dan memperbaiki diri—baik dalam hubungan dengan sesama maupun dengan diri sendiri.

saling memaafkan-popbela.com
saling memaafkan-popbela.com

Karena keihklasan memaafkan orang lain juga berkaitan dengan bentuk kita memaafkan diri sendiri yang bisa dilihat dari beberapa sudut pandang.

Pertama; Bersih Hati dan Diri. Sesuai makna Idul Fitri, memaafkan menjadi simbol pembersihan diri setelah menjalani sebulan penuh berpuasa. Puasa Ramadhan bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari perbuatan buruk, perkataan kasar, dan emosi yang tidak terkontrol. Setelah bulan Ramadhan, kita diharapkan untuk kembali dalam keadaan bersih, dengan hati yang ringan. 

Memaafkan diri sendiri adalah bagian dari proses pembersihan ini—mengakui kesalahan yang telah dilakukan dan menerima bahwa kita adalah manusia yang tidak sempurna. Dengan memaafkan diri, kita memberi kesempatan bagi hati dan pikiran untuk menjadi lebih tenang dan damai, yang tentunya sejalan dengan makna Idul Fitri itu sendiri.

Kedua; Bangun Damai Batin. Memaafkan diri sendiri adalah salah satu cara untuk menciptakan kedamaian batin. Dalam tradisi ketimuran, ketika seseorang memohon maaf kepada orang lain, ada keyakinan bahwa itu adalah langkah untuk memulihkan hubungan yang mungkin terganggu. 

Tetapi memaafkan diri sendiri juga penting agar kita dapat hidup dalam kedamaian dengan diri sendiri. Jika seseorang tidak bisa memaafkan kesalahan atau dosa-dosanya sendiri, rasa bersalah dan penyesalan yang mendalam bisa membebani hati dan pikiran, menghalangi seseorang untuk berkembang atau menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan memaafkan diri, kita memberi ruang untuk tumbuh dan memperbaiki diri.

Ketiga; Relasi dengan Tuhan. Allah mengajarkan tentang pentingnya memohon ampunan dan bertaubat atas dosa-dosa yang telah dilakukan. Allah Maha Pengampun, dan Dia memberikan kesempatan bagi umat-Nya untuk memperbaiki diri. 

Memaafkan diri sendiri juga berarti menerima bahwa kita telah berusaha untuk bertaubat, memperbaiki kesalahan. Tradisi Idul Fitri mengajarkan kita untuk menyambut hari kemenangan ini dengan rasa syukur dan kesadaran akan pentingnya hubungan yang baik dengan Tuhan, karena kita menyadari bahwa setiap manusia pasti memiliki kesalahan, tetapi selalu ada kesempatan untuk memulai kembali dengan niat yang tulus.

saling memaafkan-jawa pos
saling memaafkan-jawa pos

Keempat; Kurangi Beban Emosional. Beban emosional akibat perasaan bersalah atau penyesalan bisa menjadi penghalang bagi kebahagiaan seseorang. Memaafkan diri sendiri membantu membuat hati lebih ringan ketika kita bisa mengatasi rasa bersalah atau penyesalan yang mungkin masih ada di dalam diri.

Kelima; Proses Pembaruan Diri. Memaafkan diri sendiri adalah proses pembaruan diri. Seperti halnya kita memaafkan orang lain, memaafkan diri sendiri adalah cara untuk menghapus “skor kesalahan” yang menumpuk dan memulai lembaran baru. Tradisi ini mengajarkan pentingnya pertumbuhan pribadi.

Keenam; Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri. Selain memohon maaf kepada sesama, kita juga diajarkan untuk introspeksi dan memperbaiki hubungan kita dengan diri sendiri. Mengakui kekurangan diri dan menerima bahwa kita layak mendapatkan kesempatan kedua adalah bagian dari proses ini. Tanpa memaafkan diri, kita sulit untuk bergerak maju dan mengatasi kesulitan yang ada dalam kehidupan.

Memaafkan diri sendiri sama tidak mudahnya dengan memaafkan orang lain. Bedanya karena konteksnya berkaitan dengan personal sehingga sering tidak terlihat dampaknya secara langsung dan kita abaikan. Dan momentum Idul Fitri bisa menjadi "alasan" kita untuk membaut skor kosong-kosong, bahkan dengan diri sendiri. Agar hidup bisa terasa lebih nikmat dijalani.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun