Jika kita cermati pola atau kebiasaan orang berbelanja kini memang terlihat semakin berbeda dari sebelumnya. Meskipun kunjungan orang ke pasar untuk berbelanja tidak surut, namun kuantitas belanjaannya yang berkurang.
Fakta itu saya dapatkan juga dari para pedagang di pasar. Menurut mereka sekarang jumlah belanjaan para ibu sudah semakin berkurang. Para ibu menurut pedagang sudah semakin cermat "berhitung" untuk porsi belanjaannya setiap kali ke pasar. Dan sebenarnya itulah yang selama ini sudah mulai kita terapkan dalam keseharian-utamanya dalam cara kita mengatur keuangan.
Misalnya jika dulu saya berbelanja di awal bulan dalam jumlah besar, kini saya berbelanja dengan aturan yang lebih rinci. Berbelanja berdasarkan kebutuhan yang paling mendasar dan sangat dibutuhkan setiap harinya. Saya selalu menghitung cermat untuk keperluan lainnya.
Ternyata hal itu berkaitan erat juga dengan trend yang belakangan ini muncul dalam keseharian kita. YONO (You Only Need One). Sebuah tren gaya hidup yang berasal dari Korea Selatan dan sedang populer di kalangan Gen Z. YONO adalah sebuah filosofi hidup yang berfokus pada kesederhanaan yang berkualitas daripada kuantitas. Konsep ini mengajak kita untuk lebih bijak dalam mengelola sumber daya dan pengalaman. Prinsip YONO bertujuan untuk memiliki hidup yang lebih sederhana, bijaksana, bermakna, dan berkelanjutan. Tren gaya hidup sederhana yang fokus pada kualitas daripada kuantitas, mengajak untuk bijak dalam mengelola sumber daya dan pengalaman.
Perilaku positif YONO mempertimbangkan kebutuhan sebelum membeli, tunda pembelian beberapa hari, dan manfaatkan barang preloved untuk hidup lebih tenang dan terhindar dari stres.
YONO juga fokus pada pengalaman hidup yang bermakna, investasi pada barang berkualitas tinggi, dan hidup hemat untuk meningkatkan kualitas hidup serta berkontribusi pada pelestarian lingkungan.
Beralih Dari YOLO dan Frugal Living Demi Hidup Lebih Berkualitas
Sebelum kemunculan YONO, trend yang berkembang adalah YOLO (You Only Live Once), istilah "Anda hanya hidup sekali" menjadi istilah slang internet yang populer pada tahun 2012 setelah dirilisnya singel hit rapper Kanada Drake, "The Motto". Istilah ini mengungkapkan pandangan bahwa seseorang harus memanfaatkan momen saat ini sebaik-baiknya dan tidak terlalu khawatir tentang kemungkinan konsekuensinya.
Namun seiring perubahan waktu orang mulai berpikir pragmatis dan realistis dalam menghadapi hidup yang berubah, terutama masalah ekonomi yang kian menjepit banyak orang dalam kesulitan yang mau tidak mau harus berpikir bijak untuk berhemat, namun tidak sekedar dalam konteks Frugal Living. Seperti sekedar membeli barang murah, diskonan, atau mengorbankan kesehatan demi hidup hemat.
Frugal living seperti kita tahu juga gaya hidup yang mengutamakan pengelolaan uang secara bijak dan hemat. Orang yang menerapkan frugal living cenderung menghindari pemborosan dengan cara mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, memilih barang dengan harga yang lebih murah, dan mencari cara untuk memaksimalkan nilai dari setiap uang yang dikeluarkan. Frugal living bukan berarti hidup dengan cara yang keras atau tidak nyaman, melainkan lebih kepada hidup sederhana dengan fokus pada kebutuhan dan bukan keinginan.
Beberapa bentuk penghematannya justru bisa menjadi kontra-produktif jika dilakukan tanpa pertimbangan yang baik---sekedar mau hidup hemat, karena tidak efisien.