"Kami datang untuk membawa Dina kembali," jawab Adit dengan tegas, menggenggam liontin erat-erat.
Suara itu tertawa dingin. "Kalian tidak tahu apa yang kalian hadapi. Cermin ini tidak akan melepaskannya begitu saja"
Adit mendekati cermin dan mengangkat liontin itu. "Aku tidak peduli. Kami akan melawan."
Tiba-tiba, cermin itu memancarkan cahaya terang, dan bayangan Dina muncul di permukaannya. "Adit... kalian di sini?" suaranya terdengar lemah.
"Dina!" Farah berteriak sambil mendekat. "Kami akan membawamu keluar!"
Suara dari cermin semakin keras. "Dia milikku sekarang! Jika kalian ingin membawanya, bayar harganya!"
Farah membaca mantra dari buku tua yang dibawanya. Liontin di tangan Adit mulai bersinar terang, membuat suara itu terdengar kesakitan.
Cermin itu bergetar hebat. Dina mencoba melangkah keluar, tapi bayangan hitam dari dalam cermin menariknya kembali.
Adit tanpa ragu masuk ke dalam cermin, meskipun Farah dan Bayu mencoba menghentikannya. "Aku akan membawanya keluar!" teriaknya sebelum menghilang.
Di dalam cermin, Adit menemukan Dina yang terperangkap dalam kabut tebal. Ia meraih tangannya. "Ayo pulang," katanya dengan suara penuh keyakinan.
Namun bayangan hitam itu tidak tinggal diam. Ia mencoba menyerang Adit, tapi liontin di tangan Adit memancarkan cahaya yang membakar bayangan itu.