Mohon tunggu...
Rindi Atika
Rindi Atika Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi saya menonton, traveling, dan baca novel.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pintu yang Tidak Pernah Terkunci

31 Januari 2025   14:14 Diperbarui: 31 Januari 2025   14:14 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Jadi Dina ada di dunia lain?" tanya Bayu dengan nada penuh rasa takut.

Farah mengangguk. "Mungkin saja. Tapi ada satu bagian yang menarik, ritual itu bisa dibalik."

Adit langsung tertarik. "Bagaimana caranya?

Farah menunjuk ke salah satu halaman. "Kita harus masuk lagi ke rumah itu, tapi kali ini membawa sesuatu yang disebut 'Penawar Cermin'."

Bayu menggeleng cepat. "Kau gila? Kita hampir kehilangan nyawa waktu itu! Dan sekarang kau mau kita masuk lagi?"

"Bayu, Dina ada di sana. Kita tidak bisa membiarkannya begitu saja," kata Adit dengan tegas.

Setelah berdiskusi panjang, mereka akhirnya setuju untuk mencoba. Farah yakin bahwa "Penawar Cermin" adalah sebuah benda kecil berbentuk liontin yang pernah dimiliki neneknya.

Keesokan harinya, mereka menemukan liontin itu di antara perhiasan tua milik keluarga Farah. Liontin itu berbentuk sederhana, dengan batu kecil berwarna biru di tengahnya.

Malam itu, mereka kembali ke rumah tua dengan liontin di tangan. Mereka tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi tekad mereka sudah bulat.

Ketika mereka membuka pintu, suara gemuruh menyambut mereka. Udara di dalam terasa lebih dingin dari sebelumnya. Cermin besar itu masih ada di tengah ruangan, kali ini memancarkan cahaya redup.

Suara itu muncul lagi. "Kalian kembali? Apa yang kalian cari?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun