Andai kesalahan punya penghapus,
Aku sudah lap semua bekas hitam di dadaku.
Lembar demi lembar yang kusobek karena malu,
Kulekatkan lagi dengan harapan yang tak ragu.
Ada tinta yang tumpah karena gegabah,
Ada coretan yang salah arah karena takut.
Namun siapa bilang bekas itu cuma noda?
Mereka peta kecil, petunjuk jalan pulang pada diriku.
Andai bisa, aku takkan mengulang luka yang sama,
Tapi aku tak mau juga jadi kertas yang tak pernah disentuh.
Lebih baik ada bekas, itu berarti aku pernah mencoba,
Berani menulis, berani salah, berani menanggung resikonya.
Kini bila ada penghapus, aku pakai seperlunya,
Menghapus yang membuatku berbahaya untuk dicintai.
Menyisakan huruf-huruf yang menguatkan,
Menyusun ulang kalimat jadi lagu yang lebih tegas.
Sebab putih yang sempurna sering kosong,
Sedang kertas bernoda menyimpan sejarah.
Aku memilih jadi lembar yang telah hidup,
Rapuh, penuh bekas, tetapi tahu caranya bertahan.
Andai kesalahan bisa dihapus,
Aku mungkin jadi kertas putih lagi.
Namun aku lebih bangga jadi buku kecil berisi pelajaran,
Yang terbuka, dibaca, dan terus ditulis ulang dengan percaya diri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI