Program Prioritas Presiden Terkait Ketahanan Pangan
Pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto telah menempatkan ketahanan pangan sebagai salah satu program prioritas utama, yang tertuang jelas dalam Asta Cita. Ini bukan hanya sekadar upaya memastikan setiap warga punya cukup makanan, tapi juga merupakan langkah penting untuk mewujudkan kemandirian bangsa. Dunia saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan besar, termasuk perubahan iklim dan gejolak geopolitik, yang bisa mengganggu pasokan makanan global. Oleh karena itu, kemampuan negara untuk memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangannya sendiri, atau swasembada pangan, menjadi sangat mendesak. Melalui program ini, pemerintah bertekad memperkuat sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan agar Indonesia tidak lagi terlalu bergantung pada pasokan dari luar negeri, sehingga dapat menjaga stabilitas harga dan ketersediaan makanan untuk seluruh rakyat.
Dukungan TNI AD dan Rekrutmen Anggota Baru
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) menunjukkan perannya yang lebih luas sebagai penggerak pembangunan, tidak terbatas pada menjaga batas negara saja. Untuk mendukung program ketahanan pangan pemerintah, TNI AD kini aktif terlibat dalam berbagai inisiatif, mulai dari membuka lahan baru, memperbaiki sistem irigasi, hingga memberikan pendampingan teknis kepada petani di berbagai pelosok. Komitmen ini diperkuat melalui rekrutmen anggota baru secara nasional, dengan tujuan mengisi kebutuhan tenaga yang terampil dan siap terjun langsung di lapangan. Para prajurit ini tidak hanya akan bertugas di garis depan pertahanan, tetapi juga menjadi bagian dari tim pembangunan yang vital dalam mewujudkan swasembada pangan. Yang menarik, dan menjadi kabar baik bagi banyak pihak, rekrutmen masif ini juga membuka pintu lebar-lebar bagi lulusan Paket C.
Informasi Rekrutmen Bintara TNI AD
Program Kesetaraan Paket C: Ijazah Setara SMA dengan Keahlian Nyata
Program Kesetaraan Paket C adalah sebuah jalur pendidikan nonformal yang dirancang untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat yang belum atau tidak dapat menyelesaikan pendidikan menengah atas formal. Ijazah Paket C memiliki kedudukan dan pengakuan yang setara dengan ijazah Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA), sehingga dapat digunakan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi atau melamar pekerjaan. Ciri khas program ini adalah fleksibilitasnya dalam sistem pembelajaran, yang mengadopsi konsep Satuan Kredit Kompetensi (SKK). Peserta didik dapat menyelesaikan pembelajaran melalui berbagai cara: mulai dari tatap muka langsung dengan tutor, tutorial yang bisa dilakukan secara daring maupun luring, hingga belajar mandiri yang memungkinkan peserta didik mengatur waktu dan ritme belajarnya sendiri. Lebih dari itu, Paket C juga memiliki muatan khusus keterampilan dan pemberdayaan. Ini berarti kurikulumnya tidak hanya fokus pada mata pelajaran umum, tetapi juga membekali peserta didik dengan keahlian praktis seperti pertanian, peternakan, perikanan, atau bidang lain yang relevan dengan kebutuhan lokal dan potensi diri, sehingga mereka tidak hanya berijazah, tetapi juga memiliki bekal untuk mandiri dan berkarya.
Potensi Lulusan Paket C dan Peluang Berkarier di TNI AD
Kini, relevansi dan daya guna Program Kesetaraan Paket C semakin nyata dalam menghadapi tantangan pembangunan nasional. Berdasarkan data terbaru dari Dapodik PAUD Dikdasmen per 31 Mei 2025, tercatat sekitar 11.096 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) di seluruh Indonesia, yang secara kolektif melayani sekitar 1.877.523 peserta didik. Angka ini menunjukkan betapa luasnya jangkauan pendidikan nonformal dalam memberdayakan masyarakat. Yang lebih penting, program Paket C secara spesifik menekankan pada muatan khusus keterampilan dan pemberdayaan, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi daerah. Misalnya, banyak PKBM yang membekali peserta didiknya dengan keahlian praktis di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Dengan bekal keterampilan spesifik di bidang-bidang vital ini, lulusan Paket C tidak hanya memperoleh ijazah yang setara, tetapi juga membawa nilai tambah berupa kemampuan yang langsung dapat diterapkan. Hal ini menjadikan mereka memiliki potensi besar untuk mendapatkan pengakuan dan peluang kerja yang signifikan, terutama dalam rekrutmen TNI AD untuk mendukung program ketahanan pangan yang tengah digencarkan pemerintah.
Tantangan bagi Satuan Pendidikan Nonformal: Peningkatan Kualitas dan Martabat
Menyikapi peluang besar ini, para pengelola dan penyelenggara Satuan Pendidikan Nonformal (SPNF), baik Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) maupun Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), memiliki tanggung jawab besar. Ini adalah saatnya untuk secara serius memperbaiki administrasi dan tata kelola kelembagaan. Kredibilitas publik adalah kunci; dengan sistem pencatatan yang rapi, laporan yang akuntabel, dan pengelolaan program yang transparan, SPNF akan semakin mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dan pemerintah. Selain itu, upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran harus menjadi prioritas utama. Ini mencakup pengembangan kurikulum keterampilan yang relevan dan kontekstual, peningkatan kapasitas tutor, serta pengembangan model belajar berbasis modul yang kontekstual. Dengan menjaga dan terus meningkatkan kualitas serta martabat pendidikan nonformal, SPNF tidak hanya akan menjadi pilihan utama bagi mereka yang mencari pendidikan setara, tetapi juga sebagai lembaga yang mampu mencetak sumber daya manusia unggul yang siap berkontribusi pada pembangunan bangsa dan memenuhi kebutuhan negara, termasuk di sektor strategis seperti ketahanan pangan.
Wujudkan Indonesia Emas Melalui Pendidikan dan Kontribusi Nyata
Momentum ini adalah panggilan bagi kita semua untuk ambil bagian dalam mewujudkan cita-cita besar bangsa. Peluang berkarier di TNI AD sambil langsung berkontribusi pada penguatan ketahanan pangan adalah sebuah kehormatan. Bagi setiap insan pendidikan nonformal, inilah saatnya membuktikan bahwa jalur kesetaraan bukanlah sekadar pilihan, melainkan jembatan yang kokoh menuju masa depan yang cerah dan penuh makna. Mari bersama, melalui sinergi yang kuat antara pendidikan nonformal dan institusi TNI AD, kita membangun Indonesia yang mandiri, berdaulat, dan berketahanan pangan. Bersama, kita wujudkan Indonesia Emas 2045 dengan pendidikan nonformal berkualitas dan bermartabat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI