Mohon tunggu...
Rifki Alfian Wicaksono
Rifki Alfian Wicaksono Mohon Tunggu... Mahasiswa - mencari wadah untuk menitipkan buah pikiran

mahasiswa pertengahan menuju akhir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Antara Kasihan atau Sepatutnya

4 Januari 2022   17:07 Diperbarui: 4 Januari 2022   17:11 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah perjalanan beberapa menit menuju tempat acara Clothingan akhirnya tibalah mereka berdua di lokasi acaranya.

"Alhamdulillah, sampek juga di lokasi" (respon Kardi sambil melompat nanggung untuk melompati jok motor Oscar yang akan masuk ke dalam slot parkiran motor).

" Jangkrik Di, hampir wae nabrak motor sebelah ki lo.... jan. (respon Oscar setelah tingkah yang dilakukan oleh Kardi).

Mereka pun kemudian masuk ke dalam Acara Clothingan tersebut. Dan membeli beberapa pakaian yang mereka sukai dan bergegas pulang menuju rumah masing-masing.

Sesampainya di rumah sekira pukul 10 malam, Kardi duduk dan menonton TV bersama ibunnya yang masih terjaga pada malam itu. Kemudian ia juga menyerahkan tanggalan yang ia beli dari ibuk-ibuk penjual kalender di lampu merah tadi. "oiya, buk aku tadi ketemu ibuk-ibuk penjual kalender, kasihan jualane Cuma dari trotoar ndak di putarkan barangnya, kayaknya juga wes capek wong rodo ngalamun ibuke pas tak panggil, ini tanggalan buat rumah buk, tadi ibuknya juga ndak punya kembalian dan yawis uang kembaliannya tak kasihkan semua".

Ibuk Kardi meresponnya, "Wah, kebetulan rumah memang belum punya tanggalan juga, terimakasih ya le...". (setelah beberapa saat tanggalan tersebut dipasang di paku yang tertancap di tembok rumah mereka, kemudian Ibu Kardi melanjutkan obrolan tersebut).


" Le.... kita itu sebisa mungkin kalo membantu orang jangan berdasarkan kasihan terhadap kondisinya. Tapi didasarkan aja dengan memang sudah semestinya kita membantu orang yang membutuhkan. Kita kan sebenarnya sama-sama manusia hanya kondisi saja yang sering membedakan dan sebebarnya kasihan itu memang wajar tapi jangan dijadikan dasar unutk memberi orang lain tapi jadikan sebuah pemantik aja, selebihnya yang mendasari adalah rasa memang semestinya kita membantu sesama. Takutnya kalo kita mendasari dengan rasa kasihan ada rasa sombong yang diam-diam merasuk dalam kebaikan kita le...". (Kardi yang sedang menonton TV kemudian mendengarkan dengan saksama perkataan dari Ibunya yang seolah-olah menyodok hatinya untuk tersadar bahwa memang saling bantu adalah hal yang didasari dengan memang sudah semestinya buka karena kasihan).

Kemudian Kardi meresponnya, "nggih buk aku juga tiba-tiba tersadar bahwa ngendikane ibuk memang benar kalo saling bantu itu sudah semesitnya dilakuan apalagi sesama manusia dan ciptaan Tuhan".

Begitulah akhir dari cerita pendek dari seorang remaja yang menuju dewasa, yang biaisanya disebut ABG, yang memang ketika memiliki kesempatan dan keadaan yang mendukung selalu ingin maksimal. Terlebih dalam maslah kebaikan seperti ini. Namun biasannya nasihat-nasihat orang yang lebih berpengalaman khususnya orang tua juga harus didengarkna agar tidak tersasar ke jalan yang dipikir sampai tujuan dengan selamat malah masuk ke dalam perangkap yang tidak terlihat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun