Mohon tunggu...
Rifki Alfian Wicaksono
Rifki Alfian Wicaksono Mohon Tunggu... Mahasiswa - mencari wadah untuk menitipkan buah pikiran

mahasiswa pertengahan menuju akhir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Antara Kasihan atau Sepatutnya

4 Januari 2022   17:07 Diperbarui: 4 Januari 2022   17:11 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto diedit dan dibuat dengan canva

            Setelah seengah jalan perjalanan mereka berdua bercerita keluh-kesah perkuliahan selama seminggu dan ketawa-ketawa dengan keras dan saling mengejek dan menertawakan apa yang sedang mereka ceritakan. Sampai pada sebuah lampu merah kemudian mereka bertemu penjual Tanggalan atau kalender untuk tahun 2022. Hanya menunggu dipanggil oleh pemebli dan tidak memutarkan barang dagangannya.

            " Car..., lihat arah jam sembilan. Kasihan ibuk-ibuk e jualan tanggalan tapi ndak diputarkan, capek yo, kayake sampek malem gini masih jualan, yok dipayoni !, kasihan e. (resppon Kardi melihat ibuk-ibuk penjual kalender tersebut).

            Kemudian Oscar merespon, " Yawis beli wae karo aku sekalian, koyoke rumahku yo belum ono kalender baru! ". (sahut Oscar sambil menengok arah jam sembilan dengan kedua tangannya memegang stang motornya).

            Selang dari respon Oscar, Kardi langsung memanggil ibuk-ibuk itu. " Buk, buk...., mau beli tanggalannya." Seketika ibuk itu beranjak dari sedikit ngalamunnya meilaht gemerlap lampu motor yang lewat. Kemudian ibu itu mendatangi motor mereka berdua. " Monggo mas mau ambil berapa?."

Kemudian Kardi meresponnya, " Ambil 2 buk, satunya berapa nggih?." (dengan tangan kirinya mengisyaratkan dengan mengangkat dua jarinya).

" satunya 10 ribu mas". (sambil ibu penjual kalender itu menyodorkan 2 kalender yang diminta oleh Kardi).

" oke buk tunggu sebentar". (Kardi menerima tanggalan tersbut dan merogoh kantong celananya untuk mencar uang 20 ribu. Namun Kardi tidak menemui uang tersebut, lalu kemudian Kardi melihat tas slempang yang dibawanya dan membuka dompet di dalamnya ternyata uangnya hanya pecahan 50  ribu dan 100 ribu. Tanpa ambil pusing Kardi mengulurkan uang 50 ribu ke Ibu penjual kalender itu).

" waduh mas aku ndak punya kembalian e uangnya kebesaren, masnya bawa dulu aja uangnya ya". (sambil rautnya agak sedih karena tidak memiliki kembalian untuk uang kardi).

Tanpa pikir panjang lagi karena waktu pada lampu merah telah menunjukkan  8 detik menuju lampu hijau maka Kardi mengatakan, "nggih pun buk, ndak papa uang kembaliannya buat ibuk mawon" (respon agak sedikit kesusu (buru-buru) dari Kardi karena lampu merah telah berubah menjadi lampu hijau).

Dari sayup-sayup banyaknya kendaraan bermotor mengegas kendaraannya, ibuknya mengatakan " terimakasih banyak mas, semoga dibalas sama yang Maha Pemberi Rejeki" (sahut ibuknya sambil motor belakang Oscar dan Kardi mengklakson karena masih bertransaksi)

Sendangkan Kardi hanya merespon dengan acungan jempol dan senyuman dari mulutnya kepada ibunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun