Meresapi malam setelah beduk, aku kenyangkan mata dan perut, dan gemerlap magma cita rasa, gaung azan menggarami makna.
Aku melupa sajadah, konsumerisme seakan berkah, setiap orang menikmati senda, terlupa siapa yang memberi rejeki, ketika hasrat nafsu mengatap, lupa akan hujan dosa yang mengepung lamun.
Kehilangan cita rasa maghrib, begitu deras arus waktu, menghanyutkan Aamiin, semakin larut, terlewat waktu menyembah, pada saatnya bertekuk kepapaan.
Ujungakar 052019
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!