Mohon tunggu...
Ridwan Nur Akmal
Ridwan Nur Akmal Mohon Tunggu... Swasta

Saya seorang mahasiswa Universitas Pamulang Program Studi Ekonomi dan Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kecerdasan Buatan (AI) dalam Akuntansi - Ancaman atau Peluang?

13 Juni 2025   11:17 Diperbarui: 13 Juni 2025   11:16 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Kecerdasan Buatan (AI) dalam Akuntansi -  Ancaman atau Peluang?

Beberapa tahun terakhir, dunia mulai akrab dengan istilah kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence). Dari mobil tanpa sopir hingga chatbot yang bisa ngobrol seperti manusia AI makin hari makin canggih. Tapi, ketika AI mulai "masuk" ke dunia akuntansi, muncul satu pertanyaan besar: apakah ini sebuah ancaman bagi profesi akuntan, atau justru peluang emas yang selama ini ditunggu?

Sebagai seseorang yang cukup mengikuti perkembangan teknologi sekaligus punya ketertarikan di bidang keuangan, saya merasa ini adalah momen penting untuk melihat lebih jernih bagaimana AI sebenarnya memengaruhi dunia akuntansi. Mari kita bahas dengan kepala dingin

Dunia Akuntansi Sudah Terlalu Manual?

   Kalau kita jujur, banyak proses dalam akuntansi yang masih bersifat teknis dan repetitif. Menginput transaksi, mencocokkan data, membuat laporan bulanan itu semua pekerjaan penting, tapi jujur saja: membosankan dan rawan kesalahan kalau dilakukan manual.

   Nah, di sinilah AI mulai unjuk gigi. Dengan kemampuan memproses data dalam jumlah besar dan mengenali pola, AI mampu mengotomatisasi banyak tugas dasar dalam akuntansi. Bahkan sekarang, sudah banyak software yang bisa memindai nota atau faktur dan langsung memasukkannya ke sistem akuntansi. Cepat, efisien, dan kalau dikonfigurasi dengan benar---hampir tanpa salah.

Apakah ini berarti akuntan tidak dibutuhkan lagi? Tentu tidak sesederhana itu.

Akuntan vs AI? Bukan Lawan, Tapi Partner

   Menurut saya, kita harus mengubah cara pandang. AI bukanlah musuh atau pesaing. Justru AI bisa jadi partner kerja terbaik bagi seorang akuntan.

   Alih-alih menghabiskan waktu berjam-jam mengurusi hal-hal teknis, akuntan bisa mengalihkan fokus ke pekerjaan yang lebih strategis dan analitis. Misalnya, memberikan saran keuangan untuk klien, merancang strategi pajak, atau menilai risiko bisnis.

   Dengan bantuan AI, akuntan bisa bekerja lebih cepat dan cermat. Bayangkan punya "asisten digital" yang bisa menyaring ribuan data transaksi hanya dalam hitungan menit. Akuntan tetap punya peran penting dalam pengambilan keputusan AI hanya menyuplai datanya.

Jadi, AI Akan Menggantikan Akuntan?

Menurut saya: tidak. Tapi yang pasti, AI akan menggantikan akuntan yang tidak mau berubah.

Di masa depan, yang dibutuhkan bukan hanya akuntan yang jago debit dan kredit, tapi akuntan yang paham teknologi, bisa membaca data, dan mampu memberikan insight bisnis dari angka-angka yang ada.

Peran akuntan akan bergeser dari pencatat menjadi penasihat. Dari sekadar membuat laporan, menjadi orang yang membantu manajemen memahami arah keuangan mereka. Di sinilah nilai tambah yang tidak bisa digantikan mesin.

Gambar 2 Seorang laki laki sedang mengoperasikan AI
Gambar 2 Seorang laki laki sedang mengoperasikan AI

Saatnya Beradaptasi?

Saya percaya bahwa AI bukan akhir dari profesi akuntansi, tapi justru awal dari era baru yang lebih dinamis. Bagi mereka yang mau belajar dan beradaptasi, ini adalah peluang luar biasa. Tapi bagi yang menolak perubahan, ya... bisa jadi tertinggal.

AI itu alat. Dan seperti alat lainnya, manfaatnya tergantung pada siapa yang menggunakannya. Jadi, daripada takut atau menolak, lebih baik kita mulai belajar bagaimana menggunakannya. Karena satu hal yang pasti: masa depan akuntansi bukan lagi soal mencatat angka, tapi soal bagaimana memahami cerita di balik angka-angka itu.

Lagipula, bukankah profesi yang hebat adalah yang bisa terus bertumbuh mengikuti zaman? Dulu, akuntan bertransisi dari buku besar manual ke spreadsheet digital. Kini, dari spreadsheet ke AI. Ini bukan tentang menggantikan manusia, tapi tentang bagaimana manusia dan teknologi bisa berkolaborasi menciptakan hasil yang lebih baik. Adaptif itu keren, dan akuntan masa kini punya peluang untuk membuktikannya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun