Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Isu Politik yang Bisa Digoreng di Pemilu 2024

27 Agustus 2020   18:50 Diperbarui: 27 Agustus 2020   18:40 1159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: jworldtimes.com

 Melihat kemungkinan kandidat yang akan tampil pada kontes Capres Cawapres 2024 nanti, hingga kini belum ada tanda-tanda kemajuan terhadap isyu yang bakal laris digoreng pada Pemilu. 

Saya melihatnya paling-paling isyu usang, kadaluwarsa, itu-itu saja yang diulang dan diulang. Di antaranya adalah isyu: negara khilafah, minoritas, intoleran dan korupsi.

Tetapi juga tergantung pada siapa dulu kandidatnya nanti. Kalau Prabowo yang maju, kembali lagi yang dihembuskan adalah riwayat Prabowo dulu: penculikan, kegagalan nyapres beberapa kali serta otoritarian.

Kalau calonnya dari Megawati, paling banter soal angka KKN, premanisme, dinasti Soekarno, ekonomi tidak tumbuh dan ancaman terhadap Agama Islam.

Sedangkan kalau ada calon lain di luar ekspektasi kita yang enak digoreng adalah isyu: pengalaman yang kurang, demokrasi, atau urusan yang sifatnya pribadi akan dikorek-korek.

Yang jelas, akan ramai dan laris lembaga riset swasta yang berbondong-bondong menawarkan proyek penelitian sesuai selera pemesan. Publik akan dijejali aneka data dengan berbagai versi untuk menarik suara kandidat agar mengubah haluan pilihannya. Kita tahu, pemilih terbagi dalam tiga kelompok: fanatic, skeptic dan tergantung sikon (situasi dan kondisi).

Inovasi

Masyarakat kita ada yang tipe orang yang optimis. Bukan pesimis yang mudah menyerah. Makanya, kalau lihat kampanye, jika isinya tidak mendidik, sukanya mengadu domba atau kontennya out of date alias kedaluwarsa, mereka tidak tertarik.

Ada juga orang-orang pesimis, yang tidak peduli sama sekali dengan apapun yang terjadi. Mereka pikir  Pemilu tidak mengubah hidup dan masa depannya.  

Oleh karena itu, jauh hari sebelumnya, ada baiknya partai politik menyelenggarakan semacam Pelatihan Pendidikan Politik yang terbuka dan sehat. Pendidikan politik hendaknya jangan diam-diam. 

Agar masyarakat sadar bahwa politik itu tidak jahat. Supaya masyarakat tahu bahwa berpolitik itu tidak identic dengan kebencian dan kemunafikan. Pelatihan ini tentu harus dibedakan dengan mencuri start kampanye politik.

Lewat pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh partai politik, ada peluang bagi masyarakat untuk memilih partai yang tepat yang visi misinya benar-benar membuat bangsa ini lebih baik. 

Bukan partai yang membahas isu-isu kuno, yang isinya menyerang pribadi, adu domba dan tidak bersifat membangun bangsa.  

Kreatif

Partai politik hendaknya memberikan pendidikan politik kepada masyarakat, bahwa politik itu bisa berarti luas, bisa pula berarti sempit. Yang sempit adalah yang berkisar tentang Pemilu atau Pilkada. 

Sedangkan yang berarti luas adalah tentang tatanan semua aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, kesehatan, perdagangan, perhubungan hingga pertahanan keamanan.

Masyarakat kita selama ini masih minim pengetahuannya tentang politik. Pendapat mereka tentang politik selalu negative. Jangankan yang berpendidikan rendah, yang professor saja, cenderung menarik diri jika berbicara tentag politik.

Sementara kita semua tahu, bahwa yang membuat ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lain-lain segi kehidupan bisa lebih baik atau terpuruk, biasanya juga karena pengaruh politis yang tidak ditangani dengan baik.

Jadi, dibutuhkan kreativitas pembelajara dalam mendidik masyarakat terkait politik ini. Dengan demikian bisa dihindari adanya kesalah-pahaman, adu domba atau tipu menipu yang kemungkinan terjadi pada Pemilu mendatang.

Pendidikan politik dan serba-serbi materiya belum pernah dilakukan di negeri ini. Pemahaman masyarakat masih sangat rendah dan negatif terhadap politik. Akibatnya, sebenarnya bukan hanya masyarakat sendiri yang dirugikan. Negara juga bisa merugi.

Cerdaskan Bangsa

Sisa-sisa sikap sifat kolonial yang introvert terkait politik masih kuat membekas. Slogan: Jujur, adil, langsung, umum dan rahasia, mungkin harus direview. Cukup Jujur, adil, langsung dan umum saja. Kata 'Rahasia' itu yang perlu dikoreksi.

Melihat kata 'rahasia' masyarakat bisa jadi 'takut, ngeri, segan' dan lain-lain istilah yang 'mengerikan' terkait Pemilu. Kalau perlu 'terbuka'. Enak, tidak ada yang disembunyikan. Lebih jelas. 

Daripada bersembunyi akhirnya konflik, tengkar dan terjadi permusuhan yang berkepanjangan. Dari satu Pemilu ke Pemilu berikutnya masih juga belum akur.

Memang lebih elegan menggunakan kata 'terbuka' daripada 'rahasia'. Bukan berarti orang tidak boleh merahasiakan. 'Terbuka' artinya kebebasan dalam menyampaikan. Mau diutarakan boleh, tidak pun, tetap dilindungi oleh undang-undang.

Untuk apa rakyat kecil disuruh 'merahasiakan', jika para pejabat dan tokoh-tokoh politik yang di atas sana 'mengumbar' aspirasi politiknya? Ada kesan, politik seperti ini mempermainkan rakyat, dan hanya melindungi penguasa. Oleh sebab itu, konsep pendidikan politik masyarakat harus ada dan mulai diadakan.  

Di era modern ini sudah bukan zamanya lagi bersembunyi di balik isu politik, yang membuat orang lain curiga. Juga memicu potensi konflik di tengah keberagaman yang membuat negeri ini susah maju.

Tidak adanya keterbukaan dan pendidikan politik dalam masyarakat kita juga mengakibatkan lambatnya laju pembangunan manusia dan berbagai bidang.

Sebaliknya, keterbukaan berpolitik yang akan menghapus rasa curiga dan aneka kebencian yang tidak berdasar.

Malang, 27 August 2020
Ridha Afzal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun