Pak,
larut sudah waktu kebersamaan dulu. Bahkan semua telah runtuh menjadi puing tak berbentuk, terserak disetiap lubang jejak langkahmu.
Kau benar, Pak. Bandung tak begitu menyeramkan seperti cerita yang berlari keluar dari mulut orang-orang, atau mungkin karena sudah ada
kedai-kedai yang menerangkan?
Sedangkan dulu hanya ada angkot hijau yang berlampu remang jurusan Cicaheum Cibiru.
Ingat kan, Pak? Kaki kecil anakmu di atas angkot itu tak bisa diam sebab mual tak segera beranjak dari sisi perutnya.
Namun, ia tak begitu saja kapok. Bahkan sekarang anak kecilmu itu kembali, Pak, dan mencoba menyapa angkot-angkot itu lagi.
Menyusuri jejak sejarah di antara daerah, menikmati gorengan dengan susu hangatnya, dan berdoa: semoga Bapak bahagia.
Bandung, Bunderan Cibiru