Amanat ini terasa sangat relevan. Menghargai jasa para pahlawan tidak hanya dilakukan saat memperingati Hari Pahlawan. Menghargai perjuangan guru yang mengajar, teman yang berusaha memahami pelajaran, hingga pengurus OSIS yang bekerja di balik layar kegiatan sekolah, semua itu adalah bentuk penghormatan nyata terhadap semangat perjuangan.
Beberapa kegiatan OSIS yang sangat mendukung pembentukan karakter antara lain:
Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) yang menumbuhkan keberanian dan tanggung jawab.
-
Bakti sosial yang membangun kepedulian terhadap sesama.
Lomba debat yang melatih berpikir kritis sekaligus menghormati pendapat orang lain.
Peringatan hari besar nasional yang menanamkan nilai kebangsaan dan toleransi.
Semua kegiatan ini, jika dijalankan dengan semangat kolaboratif, akan menghasilkan siswa yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga matang secara emosional dan sosial.
Sebagai guru, saya melihat OSIS sebagai jembatan yang menjembatani nilai-nilai pendidikan karakter dari teori ke praktik. Siswa belajar menjadi pemimpin, belajar berkomunikasi, belajar berorganisasi, dan pada akhirnya—belajar menjadi manusia.
Maka dari itu, mari kita semua—guru, kepala sekolah, orang tua, dan masyarakat—memberi dukungan maksimal kepada OSIS. Jangan biarkan OSIS hanya menjadi pelengkap upacara atau pelaksana lomba. Jadikan OSIS sebagai bagian tak terpisahkan dari proses pendidikan karakter siswa. Karena dari OSIS, karakter mulia itu mulai tumbuh.
Organisasi, Bukan Sekadar Formalitas
Di setiap sekolah menengah, OSIS atau Organisasi Siswa Intra Sekolah hadir sebagai satu-satunya organisasi resmi yang mewadahi siswa. Meski sering kali hanya dianggap sebagai panitia kegiatan atau pelengkap upacara, OSIS sejatinya memiliki peran strategis dalam pembentukan karakter siswa. OSIS bukan hanya kumpulan siswa berseragam rapi yang duduk di deretan depan saat upacara bendera, melainkan cerminan semangat kepemimpinan, etika, dan tanggung jawab generasi muda.