Menumbuhkan Sikap Fleksibel
Anak-anak pun perlu memahami bahwa tidak semua hal berjalan sesuai rencana. Meski teman dekat sekalipun tak segan mengolok kita. Maka anak perlu memahami bahwa apa saja bisa terjadi.
 Fleksibilitas adalah kunci untuk menghadapi situasi yang tidak terduga itu. Orang tua dapat melatih fleksibilitas anak  ini dengan memberikan pilihan dan melibatkan anak dalam proses pengambilan keputusan. Seperti keputusan menasihati teman-temannya.
Hal ini akan mengajarkan mereka untuk berpikir secara kreatif dan terbuka terhadap berbagai kemungkinan yang terjadi. Mereka harus dilatih fleksibel. Tak boleh terlalu kaku. Mereka harus yakin bahwa semua akan pleksibel jika menyangkut hal yang  benar.
Misalnya ketika anak sudah berjibaku membuat tugas kelompok dengan teman satu kelompoknya. Ternyata di kelas mereka tak jadi tampil karena ada kunjungan dokter puskesmas ke sekolah. Mereka chek kesehatan gigi, mulut, dan telinga.
Penampilan kelompok pun tertunda. Nah dengan keadaan ini, mereka anak faham. Bahwa waktu itu harus fleksibel. Tertunda tampil karena hajat kesehatan siswa yang banyak.
Ketangguhan adalah kemampuan yang dapat dibangun melalui pembelajaran, pengalaman, dan dukungan orang tua. Dengan membantu anak memahami tantangan, memberikan contoh ketangguhan, membangun kemandirian, mengembangkan empati, dan menumbuhkan fleksibilitas, orang tua dapat membekali anak dengan keterampilan yang penting untuk menghadapi kehidupan.
Ketangguhan bukan hanya soal bertahan dalam kesulitan, tetapi juga tentang kemampuan untuk bangkit kembali dengan lebih kuat. Anak yang tangguh tidak hanya siap menghadapi tantangan, tetapi juga memiliki peluang lebih besar untuk meraih keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidup mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI